BANDUNG, KOMPAS. com - Direktur Utama Perumda (PDAM) Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi, mengaku telah menerjunkan tim untuk menginvestigasi penyebab banyaknya kebocoroan pipa saluran air bersih di Bandung, belakangan ini.
Salah satu kebocoran yang paling besar terjadi pada Rabu (5/6/2024) kemarin, hingga menghancurkan dua rumah di Jalan Cibangkong Lor, Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat.
Untuk kasus pipa-pipa yang bocor atau bahkan pecah, Sonny mengatakan, ada beberapa kemungkinan, salah satu penyebabnya adalah pergerakan tanah akibat gempa.
Baca juga: Bey Minta Perumda Tirtawening Kerja 24 Jam Atasi Dampak Pipa Pecah
"Dari beberapa kejadian pipa pecah yang kita miliki, itu biasanya diawali dengan ada kondisi gempa-gempa."
"Kemarin juga kan Bandung cukup ada beberapa kali gempa, bahkan hari kemarin juga ada gempa, " kata Sonny saat ditemui di sela pemantauan di lokasi kerusakan, Jumat (7/6/2024).
Selain gempa, konsumsi air tanah berlebihan oleh warga sekitar juga diduga ikut memengaruhi pergerakan tanah yang menyebabkan pipa tersebut sedikit demi sedikit bergeser.
"Kemudian juga akses penggunaan air tanah, kan ini juga menurunkan muka tanah, artinya juga posisi pipa mungkin juga sudah menjadi tidak lagi seperti semula."
"Kemudian ada tekanan air, ini juga menjadi rentan untuk bisa pecah," sebut dia.
Baca juga: Pipa PDAM di Bandung Pecah, 90.000 Pelanggan Terdampak
Ditanya soal kompensasi untuk warga Jalan Cibangkong Lor yang terdampak, Sonny mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih menghitung kerugian-kerugian yang dialami warga terdampak.
"Kemarin kami sudah lakukan identifikasi dan inventarisasi semua warga yang terdampak, satu-satu kami datangi, satu-satu kami komunikasi untuk kami identifikasi."
"Sehingga nanti akan terhitung nilai-nilai kerugian mereka. Seperti rumah di sini (yang hancur) kami sudah ngobrol sama Pak Bambang, kami akan hitung dan kami ganti bangunannya."
"Tapi kami tidak merekomendasikan atau tidak juga melarang beliau akan membangun kembali, " sebut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.