Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau 2024, Warga Cianjur Tempuh 1 Km Untuk Cuci dan Mandi di Sungai

Kompas.com, 30 Agustus 2024, 17:55 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Memasuki masa puncak musim kemarau 2024, debit air sumur warga Desa Cimanggu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), mulai surut.

Akibatnya, warga kini memanfaatkan air sungai untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Salah satu warga setempat, Siti Nurjanah (29) mengatakan, kondisi ini terjadi selama dua bulan terakhir.

"Air sumur yang di rumah hanya dipakai buat masak dan minum saja, kalau dipakai buat cuci dan mandi tidak akan cukup," kata Siti, Jumat (30/8/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

"Setiap ke sungai saya pakai motor, karena kalau jalan kaki cukup jauh juga," imbuhnya.

Baca juga: 3 Orang Meninggal Usai Minum Miras Dioplos Parfum, Korban Alami Sesak dan Tubuh Panas

Siti harus menempuh perjalanan sekitar 1 Km dari rumahnya menuju Sungai Cikondang untuk mencuci pakaian dan peralatan dapurnya.

Selain warga dari desa tempatnya tinggal, Siti menambahkan, warga dari desa lain pun kerap mencuci dan mengambil air di sungai tersebut.

"Karena Sungai Cikondang kan melintasi beberapa desa, jadi warga dari Desa Sukamaju, Cibaregbeg, Cikondang, Karangtunggal, dan Peteuycondong sering memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Siti.

Selain mencuci, lanjutnya, sesekali dia beserta warga lain juga kerap mandi di sungai tersebut meski sesudahnya kerap mengalami gatal-gatal.

"Jadi tidak setiap hari mandi di sungai. Warga biasa mendatangi Sungai Cikondang mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 08.00 WIB," ucap Siti.

Baca juga: Hindari Jalan Bergelombang, Pemotor Terlindas Truk di Parung Panjang

"Sedangkan sorenya, warga berdatangan pada pukul 15.00 WIB sampai 17.00 WIB," jelasnya.

Siaga kekeringan

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jabar, juga telah menetapkan status siaga kekeringan di tengah musim kemarau yang terjadi sejak pertengahan Agustus 2024.

Pasalnya, beberapa daerah di Sukabumi berpotensi mengalami kesulitan air bersih, gagal panen, dan dampak kekeringan lainnya.

Pihak BPBD Kabupaten Sukabumi pun kini berkoordinasi secara intensif dengan para camat perihal kondisi tersebut.

"Beberapa camat sudah menyampaikan pemberitahuan kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan kepada masyarakat, terutama di kecamatan yang rawan terdampak," tutur Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, Selasa (20/8/2024).

Baca juga: Menyalip dari Lajur Kiri, Mahasiswi di Semarang Tewas Tertabrak Truk

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau