Editor
KOMPAS.com - Memasuki masa puncak musim kemarau 2024, debit air sumur warga Desa Cimanggu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), mulai surut.
Akibatnya, warga kini memanfaatkan air sungai untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Salah satu warga setempat, Siti Nurjanah (29) mengatakan, kondisi ini terjadi selama dua bulan terakhir.
"Air sumur yang di rumah hanya dipakai buat masak dan minum saja, kalau dipakai buat cuci dan mandi tidak akan cukup," kata Siti, Jumat (30/8/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
"Setiap ke sungai saya pakai motor, karena kalau jalan kaki cukup jauh juga," imbuhnya.
Baca juga: 3 Orang Meninggal Usai Minum Miras Dioplos Parfum, Korban Alami Sesak dan Tubuh Panas
Siti harus menempuh perjalanan sekitar 1 Km dari rumahnya menuju Sungai Cikondang untuk mencuci pakaian dan peralatan dapurnya.
Selain warga dari desa tempatnya tinggal, Siti menambahkan, warga dari desa lain pun kerap mencuci dan mengambil air di sungai tersebut.
"Karena Sungai Cikondang kan melintasi beberapa desa, jadi warga dari Desa Sukamaju, Cibaregbeg, Cikondang, Karangtunggal, dan Peteuycondong sering memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Siti.
Selain mencuci, lanjutnya, sesekali dia beserta warga lain juga kerap mandi di sungai tersebut meski sesudahnya kerap mengalami gatal-gatal.
"Jadi tidak setiap hari mandi di sungai. Warga biasa mendatangi Sungai Cikondang mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 08.00 WIB," ucap Siti.
Baca juga: Hindari Jalan Bergelombang, Pemotor Terlindas Truk di Parung Panjang
"Sedangkan sorenya, warga berdatangan pada pukul 15.00 WIB sampai 17.00 WIB," jelasnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jabar, juga telah menetapkan status siaga kekeringan di tengah musim kemarau yang terjadi sejak pertengahan Agustus 2024.
Pasalnya, beberapa daerah di Sukabumi berpotensi mengalami kesulitan air bersih, gagal panen, dan dampak kekeringan lainnya.
Pihak BPBD Kabupaten Sukabumi pun kini berkoordinasi secara intensif dengan para camat perihal kondisi tersebut.
"Beberapa camat sudah menyampaikan pemberitahuan kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan kepada masyarakat, terutama di kecamatan yang rawan terdampak," tutur Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, Selasa (20/8/2024).
Baca juga: Menyalip dari Lajur Kiri, Mahasiswi di Semarang Tewas Tertabrak Truk