Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Kalau Pak Jokowi Beri Sepeda, Saya Pilih Beri Domba

Kompas.com, 5 September 2024, 17:21 WIB
Candra Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com – Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bersilaturahmi dengan warga Cijulang Wetan, Desa Cijulang, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Kamis (5/9/2024).

Dalam kunjungan tersebut, Dedi berdiskusi dengan kelompok tani beras organik dan memberikan bantuan uang kepada Febri, seorang bocah setempat, untuk membeli domba.

"Saya dari dulu sudah biasa memberi domba kepada warga. Kalau Pak Jokowi memberi sepeda, saya lebih memilih memberi domba," kata Dedi di sela-sela acara silaturahmi.

Baca juga: Prabowo Minta Sapu Bersih Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi: Berbuat Baik Saja Tiap Hari

Dedi menjelaskan bahwa ia memilih memberi domba karena ingin warga Jawa Barat memiliki ketahanan pangan.

Menurutnya, ketahanan pangan berawal dari tradisi lingkungan. Jika di setiap rumah sudah menanam bawang, cabai, sayuran, buah-buahan, serta padi di sawah atau di polibag, maka warga sudah berkontribusi dalam membangun ketahanan pangan.

"Jika ini tercapai, negara Indonesia akan menjadi negara yang kokoh," jelas Dedi.

Lebih lanjut, Dedi menyatakan bahwa dari ketahanan pangan akan lahir ketahanan ekonomi, yang ia sebut sebagai ekosistem ekonomi. Hal ini sering ia sampaikan saat bertugas di Komisi IV DPR RI dan sudah dijalankan di kampungnya, Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.

"Hulu dari pertanian adalah hutan. Oleh karena itu, hutan tidak boleh gundul karena menjadi sumber air," ujar mantan Bupati Purwakarta ini.

Dedi menjelaskan bahwa air dari hutan akan mengalir ke bendungan, yang kemudian menciptakan sungai dan kolam. Di kolam, terdapat ikan, dan air dari kolam serta kotoran ikan akan mengalir ke persawahan, sehingga menjadi penyubur alami untuk sawah.

"Dari situ tercipta ekosistem ekonomi, karena kotoran ikan menjadi pupuk bagi sawah-sawah," tambahnya.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa rumput di sawah bisa disabit untuk pakan ternak, seperti domba dan sapi. Kotoran ternak tersebut kemudian dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tong, dicampur dengan tetes tebu, dan dibiarkan selama 14 hari untuk menghasilkan pupuk organik.

"Jadi, anak laki-laki di daerah pertanian wajib punya domba. Setelah pulang sekolah, mereka bisa mencari rumput, menggembala, dan memberi makan ternak," tegas Dedi.

Dedi menambahkan, saat ini banyak anak yang menganggur sepulang sekolah dan hanya bermain ponsel atau sepeda motor. "Jangan seperti itu," katanya.

Baca juga: Anak dan Mantan Istri Dedi Mulyadi Dilantik sebagai Anggota DPRD Jabar

Sebagai bagian dari program ketahanan pangan, Dedi memberikan bantuan uang sebesar Rp 6 juta kepada Febri, seorang siswa SD yang tinggal bersama ayahnya yang bekerja sebagai pencari barang rongsokan.

"Uangnya digunakan untuk membeli tiga ekor domba betina, dan sisanya untuk membuat kandang," jelas Dedi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau