Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

80 Persen Alzheimer Diawali dengan Lupa, Kenali 3 Tahapannya

Kompas.com, 14 September 2024, 10:06 WIB
Agie Permadi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Penyakit alzheimer merupakan kondisi otak degeneratif yang mengalami penurunan mulai dari ingatan, kognitif, kemampuan berpikir, kemampuan berbicara, hingga perilaku.

Menumpuknya beta amyloid dan tau protein di otak menjadi penyebab memburuknya penyakit pikun ini.

Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Anam Ong mengatakan bahwa beta amyloid dan tau adalah protein yang berfungsi normal dalam otak manusia ketika bayi. Seharusnya, protein itu tidak bertambah meski usia manusia bertambah. Namun, karena proses pembersihan terganggu, besar kemungkinan beta amyloid dan tau bertambah sehingga menumpuk di otak (senile palques).

"Itu masuk di antara celah saraf (otak), itu yang membunuh si sarafnya, beta amyloid ini terjadi jauh sebelum orang kena pikun, mulai 20 tahun sebelumnya, beta amyloid ini sudah menumpuk banyak,” kata Anam ditemui di ruang kerjanya, Jumat (13/9/2024).

Baca juga: Penyakit Alzheimer Itu seperti Apa? Berikut Penjelasan Dokter Saraf...

Anam menyebut, sebagian besar orang pikun terjadi di usai 65 ke atas. Misal, seseorang yang berusia 70 tahun yang sudah banyak menumpuk beta amyloid di otaknya.

“Karena bisa saja produksinya banyak karena genetic atau bersihannya kurang, misal kurang tidur, itu produksiannya banyak bersihannya kurang,” ucapnya.

Baca juga: Tantangan Merawat Penderita Alzheimer, Pentingnya Dukungan Keluarga dan Pengasuh

Penumpukan beta amyloid ini akan menghasilkan tau protein yang juga menumpuk dalam 5 tahun.

“Jadi tau protein itu disebut neurofibrillary tangles itu seperti cangkok-cangkok di dalam sel saraf, itu akibat dari adanya beta amyloid,” katanya. 

Beta amyloid dan tau ini bisa terdeteksi dengan PET scan dan suntikan obat yang bisa menangkap keduanya ketika menumpuk di otak. Proses pemindaian ini dilakukan untuk membantu diagnosa dan langkah pengobatannya. 

Tiga tahap alzheimer

Menurut Anam, penyakit alzheimer terdiri dari tiga tahap, yang pertama subjective cognitive decline yakni saat ada penumpukan beta amonoloyid dan tau di otak namun kondisi seseorang tersebut masih dapat bekerja, tidak mengganggu kemampuan menulisnya, bermain computer (instrumental) dan masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi cuci kakus (MCK) tapi mungkin saja memiliki gejala lupa, akan tetapi setelah dites kognisi hasilnya masih baik. 

Subjective artinya si pasien merasakan ada penurunan, kognitif kepintaran dalam hal ini adalah memori atau daya ingat, declained ada penurunan. Jadi artinya kita merasa tes kognitif normal, tapi kalua dibiarkan dalam waktu 5 tahun bisa berkembang menjadi lupanya bertambah hebat,” katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau