Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digitalisasi Layanan Publik di Jabar, Siapa Calon Gubernur yang Paling Siap?

Kompas.com, 12 November 2024, 18:06 WIB
Agie Permadi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepemimpinan dan political will kepala daerah dipandang sebagai kunci dalam menangani hambatan penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) di Jawa Barat dalam integrasi sistem dan layanan publik berbasis teknologi digital.

Hal ini diungkapkan calon gubernur nomor urut 3, Ahmad Syaikhu, yang menyebut bahwa langkah konkret dalam menangani hambatan penerapan SPBE untuk meningkatkan pelayanan publik ini diperlukan keterbukaan di antara para Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Baca juga: Momen Kocak Debat Pilgub Jabar: Syaikhu Salah Ajukan Pertanyaan, Ronal Beri Arah, Dedi Tertawa

Ia menilai ego sektoral dapat menjadi hambatan dalam pengintegrasian sistem SPBE ini.

Baca juga: Debat Pilgub Jabar, Ronal Berseloroh: Lihat Kami, Kolonial, Milenial, Kasep, Leuwih Kasep

"Melakukan integrasi sistem dari berbagai OPD terkait, dan kemudian melakukan political will untuk melakukan integrasi sistem dengan sebaik-baiknya," ucap Syaikhu dalam debat Pilgub 2024, Senin (11/11/2024).

Ia berpandangan bahwa kunci integrasi sistem secara keseluruhan ini terletak pada political will kepada daerahnya.

"Sehebat apa pun sebuah OPD termasuk di antaranya Kominfo, tetapi tanpa adanya political will dan keinginan pemerintah kepala daerah, maka akan sangat sulit mengintegrasikan sistem. Itulah sebabnya pasangan Asih ada yang ahli dalam integrasi sistem," ucapnya.

Senada, cagub nomor urut 2, Jeje Wiradinata, menyebut kunci masalah dalam SPBE ini terletak pada kepemimpinan itu sendiri.

Ia berpandangan bahwa tanpa kepemimpinan yang kuat dan tegas dengan kemauan yang jelas, maka persoalan tersebut hanya akan berputar di ranah teori dan perdebatan.

"Kunci dari semua persoalan, kunci masalah ada pada leadership kepemimpinan itu sendiri. Kalau will pemimpin itu ada kemauan yang jelas bagaimana pelayanan publik ini lebih baik, maka tentu konsep sistem akan berjalan," katanya.

"Sehebat apa pun sistem yang dibuat, tanpa leadership yang baik dan tanpa kepemimpinan yang kuat dan tegas, saya kira semuanya, kita hanya berlama-lama dalam teori dan perdebatan. Kuncinya di leadership kepemimpinan itu sendiri," tambahnya.

Sementara itu, cagub nomor urut 4, Dedi Mulyadi, berpandangan bahwa anggapan persoalan SPBE ini merupakan sebuah proyek, bukan tujuan, adalah sebuah masalah.

"Karena sebuah proyek, maka setiap lembaga membuat proyeknya sendiri-sendiri karena mereka bekerja sama dengan pihak lain. Untuk itu, diperlukan satu lembaga Kominfo yang mengintegrasikan seluruh kelembagaan, tidak menggarap proyeknya masing-masing. Ini adalah bagian dari efisiensi pengelolaan aspek-aspek yang bersifat digital," ujarnya.

Dedi juga berpandangan bahwa pemerintah provinsi Jabar menyiapkan tenaga teknis ahli yang berasal dari internal agar tidak bergantung pada pihak lain.

Adapun cagub nomor urut 1, Acep Adang Ruhiyat, berpandangan bahwa dalam pembangunan reformasi berkelanjutan yang terkait dengan reformasi birokrasi ini diperlukan digitalisasi layanan publik, evaluasi kinerja berbasis hasil, penguatan sistem pengaduan publik, meritokrasi untuk ASN, hingga pelatihan dan sertifikasi ASN.

"Dengan demikian, ini akan bisa mewujudkan birokrasi Jawa Barat yang profesional, efisien, dan berfokus pada pelayanan publik," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau