BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Geologi mengingatkan potensi bahaya erupsi freatik di Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat, seiring dimulainya musim penghujan yang ditandai dengan peningkatan curah hujan di wilayah tersebut.
Kepala Badan Geologi, M Wafid, menjelaskan bahwa bulan Desember merupakan awal musim hujan, yang dapat memicu erupsi freatik akibat kontak antara air dan magma atau material panas di dalam gunung api, tanpa adanya keluarnya magma ke permukaan.
"Saat air (air tanah, air hujan, atau danau kawah) bertemu dengan material vulkanik panas, terjadi pemanasan yang sangat cepat, menghasilkan uap dengan tekanan tinggi dan menghasilkan erupsi freatik," ungkap Wafid dalam keterangannya pada Kamis (5/12/2024).
Baca juga: Kebakaran Gunung Tangkuban Parahu Sulit Dipadamkan, Api Diduga dari Pendakian
Menyikapi kondisi ini, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak mendekati dasar kawah serta tidak berlama-lama atau menginap di area kawasan kawah aktif di Gunung Tangkuban Parahu.
Aktivitas vulkanik di gunung ini saat ini didominasi oleh gempa frekuensi rendah, yang menunjukkan adanya pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan.
Peningkatan gempa frekuensi rendah ini berkorelasi dengan meningkatnya intensitas hembusan gas.
"Peningkatan ini dapat terjadi karena perubahan (akumulasi) tekanan di kedalaman dangkal, sementara itu indikasi akumulasi tekanan dari magma dalam yang belum teramati," jelasnya.
Badan Geologi juga mengingatkan bahwa erupsi freatik dapat terjadi tanpa adanya peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan.
"Jika terjadi, erupsi freatik dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah," tambah Wafid.
Dalam status level I (normal), Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk segera menjauhi area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas atau ketebalan asap kawah, serta jika tercium bau gas yang menyengat, guna menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik.
Baca juga: Muncul Asap Putih Tebal di Tangkuban Parahu, Ternyata akibat Kebakaran Hutan
Meskipun demikian, masyarakat di sekitar gunung diharapkan tetap tenang dan melanjutkan aktivitas seperti biasa, tanpa terpengaruh oleh isu-isu mengenai potensi erupsi Gunung Tangkuban Parahu.
"Pemerintah daerah dan BPBD Provinsi serta Kabupaten diharapkan senantiasa berkoordinasi dengan pos pengamanan gunung api Tangkuban Parahu di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat atau PVMBG Bandung," tutup Wafid.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang