KARAWANG, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR RI, Cellica Nurrachadiana, berkunjung ke PT Monokem Surya di Karawang, Jawa Barat, setelah insiden ledakan yang menewaskan dua pekerja pada Kamis (19/12/2024).
Cellica mengungkapkan, smelter yang meledak tersebut tidak akan beroperasi selama satu hingga dua tahun ke depan.
Kunjungan Cellica bertujuan untuk memastikan pemenuhan hak dan kewajiban perusahaan terkait kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa.
Baca juga: Smelter Masih Uji Coba Produksi Titanium Saat 2 Pekerjanya Tewas akibat Ledakan
Ia menekankan pentingnya penerapan standar operating procedure (SOP) bagi sekitar 400 karyawan di perusahaan tersebut.
"Adapun hasil investigasi saya ke lapangan, setelah berbicara langsung dengan Pa Dadang, Direktur Operasional PT MS, SOP perusahaan, termasuk K3, sudah dilaksanakan sesuai prosedur. Namun, secara teknis akan menunggu hasil investigasi dari pihak pengawas ketenagakerjaan, industri, dan kepolisian," kata Cellica.
Baca juga: Kronologi Ledakan Smelter Titanium di Karawang yang Tewaskan 2 Orang
Cellica menambahkan, operasional smelter Titanium yang meledak akan dihentikan sampai investigasi pihak berwenang selesai.
"Artinya hingga ditemukan penyebab ledakan, apakah karena faktor teknis atau human error," ujarnya.
Ia berharap insiden tersebut dapat menjadi pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Cellica juga berkoordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan hak-hak korban dan ahli waris segera diproses.
Ia mengunjungi rumah salah satu korban, Muhamad Lutfi Pamungkas, untuk menyampaikan belasungkawa.
Sebelumnya, dua pekerja PT Monokem Surya, Kasyanto (29) dan Muhamad Lutfi Pamungkas (27), tewas akibat ledakan yang terjadi pada Senin (16/12/2024).
Satu korban lainnya, Henda Wardiman, masih mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan luka bakar 10 persen.
Area produksi yang mengalami ledakan kini berstatus quo dan telah dipasang garis polisi.
UPTD Pengawas Ketenagakerjaan Karawang telah menurunkan lima pengawas untuk melakukan penyelidikan.
Ledakan terjadi saat produk akan diangkat setelah melalui proses pembakaran dan pendinginan, dan smelter tersebut sedang dalam tahap percobaan produksi produk baru, yakni titanium slag.
Untuk mengetahui penyebab pasti ledakan, pengawas ketenagakerjaan menyatakan perlunya menghadirkan ahli metalurgi.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari PT Monokem Surya.
Kompas.com telah berupaya menghubungi humas perusahaan, namun belum mendapatkan jawaban.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang