Editor
KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi mengatakan banyak masyarakat yang bertanya kepadanya berapa anggaran pakaian dinas gubernur yang dihapus.
Dia menjelaskan, anggaran pakaian dinas per tahun Rp 157.500.000.
"Itu klir dihapus," kata Dedi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (5/2/2025).
Anggaran lain yang dihapus yakni anggaran perjalanan luar negeri. Jumlahnya sebanyak Rp 1.267.685.000.
"Ini juga klir dihapus," jelasnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Hapus Anggaran Seremonial, Pertemuan Cukup Ngaliwet
Kemudian, anggaran yang belum dihapus yakni anggaran perjalanan dinas dalam negeri. Anggaran ini biasa dipakai saat kunjungan gubernur keliling, dan keluar Jaw Barat.
"Untuk tiket pesawat, bayar BBM mobil yang dipakai setiap hari," kata Dedi.
Untuk biaya BBM mobil per hari, biasanya mencapai Rp 2 juta. Saat kunjungan keliling Jabar, ada tiga mobil yang terlibat.
"Mobil saya, mobil kru di belakang, dan tim media," ujarnya.
Setiap mobil menghabiskan BBM sekitar Rp 500 ribu. Jika dikali tiga sudah Rp 1,5 juta. "Dengan tol sudah Rp 2 juta per hari," jelasnya.
Ke depan, anggaran dinas dalam negeri ini akan diefisienkan oleh Dedi. Kata dia, mungkin nanti hanya satu hingga dua mobil yang terlibat kunjungan keliling Jawa Barat.
"Tidak aleut-aleutan (konvoi beriringan)," ujarnya.
Dedi menyampaikan, anggaran perjalanan dinas dalam negeri sebanyak Rp 1.883.698.722.
"Kemudian bagaimana (efisiensi) perjalanan dinas dalam negeri? Sudah saya ridhokan saja dipotong 60 persen. Sisain 40 persen saja," kata dia.
Menurut dia, 60 persen dari perjalanan dinas dalam negeri yakni kurang lebih Rp 600 juta per tahun.
"Dihitung per tahun pasti minus, karena tiap hari (biaya perjalanan) Rp 2 juta," katanya.
Baca juga: Dana Dinas Luar Negeri Rp 1,2 M, Dedi Mulyadi: Hapus! Bahasa Inggris Aing Teu Bisa
Namun demikian, Dedi tidak mempermasalahkannya. Hal ini, kata dia, sebagai bagian pengabdiannya kepada negara.
"Seluruh rangkaian ini bagian ikhtiar kita agar negeri ini kedepan lebih baik, maju, dan Jawa Barat istimewa," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang