Editor
KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi menginstruksikan kepala sekolah tidak boleh mengelola keuangan sekolah. Selain kepada kepala sekolah, Dedi punya instruksi kepada guru sekolah.
"Guru tidak boleh dibebani oleh berbagai aspek yang bersifat administratif," jelas Dedi pada unggahan di akun TikTok Kang Dedi Mulyadi dan dikonfirmasi ulang Kompas.com, Jumat (7/2/2025).
Aspek tersebut membebani guru sehingga mereka sibuk membuat laporan dibanding fokus mengajar kepada siswanya.
Baca juga: Sidak SMAN 7 Cirebon, Dedi Mulyadi Mohon Kementerian Buka Lagi Portal PDSS demi SNBP
Dedi mengatakan, pihaknya akan menyiapkan tim kepegawaian untuk mendampingi guru-guru di setiap sekolah. Pekerjaan yang bersifat administratif untuk kenaikan golongan yang berdampak pada kenaikan tunjangan, gaji guru dan sejenisnya, diserahkan kepada tim kepegawaian yang mengelolanya.
"Guru difokuskan untuk mengajar tanpa berpikir apapun yang diluar kepentingan belajar mengajar," tegas Dedi.
Lebih lanjut, dia berharap guru tidak melakukan kegiatan-kegiatan media sosial di sekolah yang tidak ada kaitannya dengan urusan pendidikan.
Contohnya, kata Dedi, guru tiba-tiba joget-joget di ruang kelas, memperlihatkan baju dan sepatu yang dipakainya.
Kemudian memperlihatkan kecantikan yang ada dalam dirinya agar menarik perhatian netizen.
"Menurut saya itu tidak penting," tegas dia.
Baca juga: Dedi Mulyadi Ingin Kepala Sekolah Tak Kelola Keuangan, Termasuk BOS
Dedi meminta guru fokus kepada apa yang menjadi kebutuhan muridnya.
Medsos terkait sekolah hanya dipakai untuk memposting kegiatan siswa yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan semakin merangsang siswa untuk kreatif di sekolahnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang