CIAMIS, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, melarang sekolah untuk mengadakan study tour.
Sekolah juga dilarang menjual buku hingga lembar kerja siswa (LKS).
Sekolah dilarang mengadakan kegiatan-kegiatan yang di dalamnya ada pungutan uang kepada siswa.
Menanggapi larangan study tour oleh Dedi Mulyadi, pengelola bus pariwisata di Kabupaten Ciamis merasa dilema.
"Bagi PO, akan menurunkan tingkat usaha (pendapatan)," kata Pengelola PO Bus Pariwisata Best Premium, Pepep Kurniadi, saat ditemui di pul bus daerah Imbanagara, Selasa (11/2/2025).
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Sekolah Tak Jual Buku dan Larang Study Tour
Menurut dia, banyak pihak yang menggantungkan hidup di bidang pariwisata.
Contohnya, kata dia, pedagang asongan, PKL, dan toko oleh-oleh.
"Mungkin ada penurunan usaha bagi mereka," ujarnya.
Di sisi lain, kata Pepep, larangan study tour dapat meringankan bagi warga yang tidak mampu untuk membayar biaya tambahan.
Warga bisa menghemat uang dan mengalokasikan kepada keperluan yang lain.
"Saya boleh kan berpendapat, bagusnya tidak dilarang, tapi (pemerintah) mungkin mencari cara supaya tidak lagi membebankan wali murid," kata Pepep.
Cara tersebut, lanjut dia, pemerintah memberi subsidi sehingga biaya tidak terlalu besar.
Cara lain adalah tujuan study tour tidak ke luar kota, melainkan cukup di dalam kota.
"Namun dikembalikan kepada pribadi masing-masing. (study tour) ada plus minusnya menurut saya," jelas Pepep.
Lebih lanjut, dia mengatakan, carteran study tour biasanya mulai ramai pada bulan Desember hingga Februari.
Selain study tour, ada pula kunjungan dinas dan ziarah wali.
"Kunjungan dinas dan ziarah tidak banyak, terbatas. Andalan PO bus dari study tour," ujarnya.
Pada bulan ini, sudah ada pesanan study tour.
"Sebelum Ramadhan ada kerja sama untuk memakai armada kami," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang