BANDUNG, KOMPAS.com – Sejak dibuka pada 26 Februari 2025, hotline pengaduan jalan rusak di Kota Bandung telah menerima ratusan laporan dari masyarakat.
Pengaduan bisa dilakukan melalui nomor telepon 0821 2333 5304 atau akun Instagram @bdg.dsdabm.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, memastikan semua aduan ditanggapi oleh admin. Setelah menerima balasan dari admin, laporan dipastikan telah masuk ke sistem.
Baca juga: Hari Pertama Kerja, Bupati Subang Sidak ke Bapenda dan Buka Aduan via Medsos
"Untuk report secara khusus apa yang sudah dikerjakan akan dimuat di IG Story DSDABM. Jadi dimuat tiap hari di IG Story dan warga bisa pantau di situ apakah sudah dikerjakan atau belum," ujar Didi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/3/2025).
Namun, tidak semua aduan dapat langsung dieksekusi.
Didi menjelaskan bahwa dari ratusan laporan yang masuk, perlu dilakukan verifikasi untuk menentukan mana yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Bandung.
"Kita masih hitung dulu karena dari 400 aduan itu tumpang tindih, ada yang kewenangannya provinsi, ada yang dari kabupaten lain, bahkan ada yang dari luar daerah. Ada juga satu titik yang diajukan 3 sampai 5 orang. Jadi tidak bisa dieksekusi sekaligus, harus bertahap," jelasnya.
Baca juga: Berkat Live TikTok Lapor Pak Gub Gubernur Bengkulu, Tunggakan Uang Sekolah Dwi Jadi Rp 0
Setiap aduan yang masuk akan dilaporkan secara berkala kepada Wali Kota Bandung. Jika laporan berasal dari luar wilayah Kota Bandung, aduan tersebut akan diteruskan kepada pihak yang berwenang.
"Kita juga tergabung dalam grup WA forum jalan, pengaduan kita kirimkan juga kalau ada dari luar daerah," kata Didi.
Ketika ditanya apakah sebagian besar laporan terkait jalan rusak akibat proyek Infrastruktur Pasif Telekomunikasi (IPT) atau galian ducting untuk pemindahan kabel ke bawah tanah, Didi tidak menampik hal tersebut.
"Sepertinya iya, tapi tidak spesifik. Kalau lihat dominan pengaduan di wilayah Cibeunying yang notabene tempat galian ducting," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang