BANDUNG, KOMPAS.com - Proses pembongkaran tempat rekreasi Hibisc Fantasy Puncak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diwarnai ketegangan antara dua kubu, yaitu pendukung dan penolak, Kamis (6/3/2025).
Dari rekaman video yang diunggah oleh salah satu akun media sosial, terlihat bangunan tempat rekreasi tersebut dirobohkan menggunakan kendaraan alat berat.
Tidak jauh dari lokasi tersebut, sempat terjadi adu mulut antara ratusan massa dari kubu pendukung dan yang menolak pembongkaran.
Terdengar suara teriakan dan pekik dari ratusan massa pada saat kendaraan alat berat merobohkan bangunan tempat rekreasi yang dikelola oleh BUMD Jabar, PT Jaswita.
Baca juga: Geram dan Marah, Warga Bongkar Paksa Hibisc Fantasy Puncak, Ambil Alih Ekskavator
Bahkan, ada seorang pria dewasa yang memakai jas dan sarung serta peci berwarna hitam nekat menerobos masuk ke area pembongkaran, tetapi akhirnya bisa ditahan oleh petugas Satpol PP.
Direktur PT Jaswita Jaya Lestari (JLJ), Angga Kusnan, membenarkan adanya ketegangan di antara dua kubu massa aksi tersebut saat petugas Satpol PP sedang membongkar Hibisc Fantasy Puncak.
"Ribut antara warga desa dengan oknum ormas karena massa ingin bongkar. Saya bilang itu ormas," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (6/3/2025).
Menurut dia, warga sekitar tidak setuju dengan pembongkaran tempat rekreasi tersebut, mengingat ratusan pegawai Hibisc Fantasy Puncak berasal dari masyarakat sekitar.
Diterangkan juga, dari 200 pegawai Hibisc Fantasy Puncak, sebanyak 190 merupakan warga lokal Bogor dan sekitarnya, sedangkan pegawai dari luar daerah hanya berjumlah 10 orang.
Baca juga: Ratusan Warga Geruduk Hibisc Fantasy Bogor, Sabotase Alat Berat dan Bongkar Paksa
"Tenaga kerja disangka orang Jawa, sebenarnya orang Jawa paling 10, sisanya 190 adalah warga lokal. Pada saat proyek pembangunan, ada 500 warga lokal yang bekerja di proyeknya," kata Angga.
Angga meminta pihak kepolisian untuk mengawal proses pembongkaran tersebut.
Dikhawatirkan ada sejumlah oknum yang ingin menjarah barang-barang milik Hibisc Fantasy Puncak.
"Ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi karena saya paham mereka ingin jarah karena masih ada barang-barang penting seperti laptop. Jadi, kami mohon pada pihak berwenang untuk melindungi proses ini sampai selesai," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang