BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menetapkan Jeje Ritchie Ismail sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Penetapan itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) DPP PAN Nomor: PAN/A/Kpts/KU-SJ/ 015 /V/2025 yang mengamanatkan perombakan struktur kepengurusan.
"Alhamdulillah pada malam ini bisa berkumpul dengan 11 pengurus DPC (Dewan Pimpinan Cabang), untuk (mendengarkan) pembacaan SK penetapan saya yang dipilih langsung oleh saudaraku Pak Zulkifli Hasan," ujar Jeje saat ditemui di Padalarang, Jumat (16/5/2025).
Baca juga: Pendapat Jeje Govinda tentang Kebijakan Dedi Mulyadi yang Kirim Anak Nakal ke Barak Militer
Penetapan Jeje sebagai Ketua DPD PAN Bandung Barat ini mengundang polemik di internal partai.
Beberapa kader ada yang setuju dan ada pula yang menolak.
Disinggung hal itu, Jeje meminta PAN sebagai partai yang mulai tumbuh harus didukung dengan persatuan tanpa ada kubu-kubu yang memicu perpecahan.
"Tetap solid, jangan ada kubu-kubuan. PAN sekarang sudah mulai besar, bahkan di tingkat pusat sudah ada (kader) beberapa yang jadi menteri," kata dia.
Baca juga: Tanggapi Jeje, Dedi Mulyadi: Bawa Anak ke Kantor Boleh, yang Tak Boleh Bawa Selingkuhan...
Sebagai partai yang menang dalam Pilkada kemarin, Jeje mengajak kepada seluruh kader untuk menyikapi segala isu dengan bijak dan menjadi mitra kritis pemerintah dalam mewujudkan Visi Misi yang sudah dibangun bersama.
"Harapan saya sederhana, mari kita bersatu, kuatkan barisan, dan fokus pada tujuan bersama. Jangan biarkan perbedaan menjadi hambatan. Justru dengan kebersamaan, kita bisa wujudkan PAN yang lebih baik dan lebih kuat di Kabupaten Bandung Barat," ucap Jeje.
Baca juga: Jeje Govinda Sebut Berangkat Retreat ke Magelang Naik Helikopter
Dari 16 PAC di Bandung Barat, 5 di antaranya absen di momen penetapan Jeje sebagai ketua baru. Sehingga, hanya 11 PAC yang terlihat mendukung kepengurusan baru.
Ketua MPP PAN Bandung Barat, Dona Ahmad Muharam membenarkan, dari 16 kepengurusan PAC, ada 5 PAC yang tidak bisa hadir.
Namun 5 PAC ini menyatakan sikap mendukung kepengurusan baru.
Alasan 5 PAC yang absen itu, tiga PAC, dalam kondisi demisioner, satu PAC bukan sebagai kader lagi, dan satu PAC telah diberhentikan partai karena melakukan pembangkangan pada saat Pilkada lalu.
"Insya Allah sebelum Musda akan kita isi lagi kepengurusan (baru)," ucap Dona.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang