CIREBON, KOMPAS.com - Pergeseran patahan tebing longsor di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, terjadi hingga empat meter pada Rabu (4/6/2025) siang.
Patahan tebing yang retak ini juga mengeluarkan air, menyebabkan pergerakan terus berlanjut dan sangat rawan longsor. Kondisi ini dinilai membahayakan petugas yang sedang melakukan pencarian.
Pantauan Kompas.com di lokasi menunjukkan, peristiwa ini terjadi saat longsor susulan berlangsung sekitar pukul 13.00 WIB.
Baca juga: “Pengin Cepet Ketemu”: Harapan Ade di Tengah Longsor Gunung Kuda yang Menelan Sang Kakak
Petugas operator yang telah membawa alat pencarian diperintahkan untuk turun kembali dan tidak melanjutkan pencarian demi keselamatan.
Dandim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol INF Mukhammad Yusron, menyampaikan bahwa tim SAR gabungan segera menggelar rapat lintas sektor.
Beberapa pihak yang terlibat dalam rapat tersebut antara lain TNI, Polri, Basarnas, BPBD, tim Inspektur Tambang, dan tim operator.
Baca juga: Pencarian Hari Keenam di Gunung Kuda, Mediasi Penentu Nasib Empat Korban Hilang
Yusron menjelaskan, bahwa patahan tebing yang terjadi hari ini berukuran cukup signifikan, mencapai 4 meter.
"Bila dihitung dari hari pertama kejadian longsor, titik tersebut sudah turun 9 meter dari bagian semula. Ini menjadi indikator bahwa peristiwa ini sudah sangat rawan," ujar Yusron saat ditanya Kompas.com di lokasi usai rapat di posko.
"Informasi dari tim Inspektur Tambang dari alat Total Station menunjukkan bahwa tebing di worksheet B, bagian tengah, telah runtuh hingga 4 meter. Ini sangat membahayakan, sehingga pencarian hari ini dihentikan lebih awal, sekitar pukul 13.30 WIB," tambah dia.
Yusron menegaskan, petugas bekerja sesuai standar SAR yang mengutamakan keselamatan, khususnya bagi para operator yang mencari korban di zona merah.
Ia menyatakan, petugas akan mengevaluasi hasil pencarian hari ini untuk dilanjutkan pada hari ketujuh, esok hari.
Hingga saat ini, terdapat empat korban yang belum ditemukan, yaitu Muniah, Tono, Nurakhman, dan Dedi Setiadi.
Ketiga pria tersebut merupakan warga Kabupaten Cirebon yang sehari-hari beraktivitas di lokasi tambang, sedangkan Muniah adalah penjual minuman yang sedang mengantarkan jualannya ke lokasi tambang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang