PURWAKARTA, KOMPAS.com - Siti Wulan Rosdiani Nurfalah (35), keponakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, berbagi cerita mengenai usahanya mencari tambahan penghasilan dengan berjualan gorengan.
Wulan, yang juga merupakan tenaga honorer di Pemerintah Kabupaten Purwakarta, mengaku berhasil meraih pendapatan lebih dari Rp 2 juta per hari dari usaha kulinernya.
Namun dalam sepekan, ia hanya berjualan sehari yakni di hari Minggu. Wulan menjajakan aneka gorengan, minuman, dan nasi timbel di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat.
Untuk hari-hari lainnya, Wulan hanya menerima pesanan dari teman-temannya, terutama di kantornya.
Baca juga: Alasan Farhan Tolak Usulan Dedi Mulyadi Bongkar Teras Cihampelas: Nilainya Rp 80 Miliar
Ia telah menjadi tenaga honorer sejak 2011, awalnya bekerja sebagai perawat di RSUD Bayuasih hingga 2016, dan kemudian ditugaskan di puskesmas sejak 2017.
Gaji honorer pertamanya adalah Rp 1.200.000, dan mulai 2024, gajinya meningkat menjadi Rp 2.000.000 per bulan.
Untuk menambah penghasilan, Wulan memanfaatkan hobinya memasak dengan menjual makanan dan minuman yang sedang tren di kalangan rekan-rekannya.
"Saya bawa jualan itu ke tempat kerja dan alhamdulillah teman-teman pada suka," ujar Wulan saat diwawancarai Kompas.com via telepon, Selasa (8/7/2025).
Baca juga: Makam Ayah Belum Kering, Bocah SD di Indramayu Digugat Kakek hingga Bertemu Dedi Mulyadi
Menyadari potensi pengunjung di Lembur Pakuan yang semakin meningkat, Wulan memutuskan untuk berjualan di lokasi tersebut setiap hari Minggu.
Orang tuanya memiliki saung di sekitar sawah yang kini sedang populer, yang ia namai Saung Solokan.
Wulan berjualan mulai pukul 06.00 WIB hingga dagangannya habis, biasanya hingga pukul 12.00 WIB, dengan mayoritas pembeli adalah wisatawan atau pengunjung dari luar daerah.
"Untuk omzet jualan seminggu Rp 2 juta lebih, karena saya tidak hanya jualan bala-bala, tapi juga ada minuman seperti kopi gula aren dan lain-lain. Ada paket nasi timbel ayam goreng juga," jelas Wulan.
Meskipun sibuk berjualan, Wulan tetap bertahan bekerja di puskesmas karena merasa telah menjiwai bidang kerjanya sebagai perawat.
Ia juga merasa ini adalah bentuk pengabdiannya kepada masyarakat Purwakarta.
Wulan mengungkapkan telah mendaftar sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan terdaftar dalam sistem Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Namun, ia mengaku belum mendapatkan kepastian mengenai pengangkatannya.
Ia juga menilai gaji pegawai honorer saat ini masih belum mencukupi.
"Dari hal itu, saya berharap pemerintah mengkaji ulang kebijakan agar tenaga honorer yang sudah lama bekerja diprioritaskan untuk diangkat secara otomatis dan tanpa tes," tutup Wulan.
Ia berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan bagi tenaga perawat yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang