BANDUNG, KOMPAS.com - Tersangka sindikat perdagangan bayi ke Singapura diketahui memalsukan dokumen bayi-bayi di wilayah Pontianak.
Polisi akan melakukan penelusuran dugaan keterlibatan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, pihak kepolisian akan melakukan penelusuran dugaan keterlibatan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
"Keterlibatan terkait dengan Dukcapil, kami akan telusuri dan dalami. Kenapa perbuatan berulang dari kelompok-kelompok ini begitu mudah dan sebagainya," ucap Hendra saat konferensi pers di Mapolda Jabar, Kamis (17/7/2025).
Baca juga: Sindikat Perdagangan Bayi Palsukan Dokumen di Pontianak
Hendra juga mengungkap bahwa hal ini tengah dalam atensi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
"Ini sudah ada atensi dari Mendagri. Apabila ada keterlibatan dari Dukcapil, untuk segera ditindak tegas dan permintaan itu juga dituduhkan kepada kepolisian," ucapnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan, mengatakan bahwa pihak kepolisian menemukan banyak Kartu Keluarga (KK) palsu yang memasukkan identitas dari bayi-bayi tersebut.
Ia menegaskan bahwa KK yang ditemukan itu sebagian besar dari wilayah Pontianak.
"Jadi, yang palsu ini bukan ini saja. Ada beberapa lagi yang sudah kami lacak dan kami kejar keberadaannya. Karena kami mendapat KK itu kan banyak. Kartu Keluarga yang diselipkan bayi-bayi ini banyak," ucapnya.
Surawan segera menerjunkan anggotanya ke Pontianak untuk menelusuri keberadaan orang tua palsu bagi bayi yang dijadikan komoditas tersebut.
"Kami telusuri keberadaan orang tua-orang tua yang dimasukkan sebagai orang tua palsu," katanya.
Baca juga: Tersangka Perdagangan Bayi: Saya Benci Orangtuanya, Dia Jual, Dia Lapor
Seperti diketahui, polisi berhasil menangkap 13 tersangka dari total 16 pelaku yang terlibat dalam sindikat perdagangan bayi ke Singapura.
Dari keterangan sementara, tersangka telah merekrut sebanyak 25 bayi yang hendak dijual.
Adapun dari 25 bayi tersebut, 15 bayi diduga telah dijual ke adopter di Singapura, enam bayi berhasil diselamatkan, sementara sisanya masih dalam pencarian atau penelusuran.
"Jadi, kemarin 24, setelah dia ingat lagi, tambah satu lagi. 25. Nah ini tugas kami juga nanti menelusuri bayi-bayi yang belum jelas keberadaannya," ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang