KARAWANG, KOMPAS.com – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang menyebut persoalan ketiadaan mebeler di SMP Negeri 3 Telagasari diselesaikan dengan cara patungan orangtua murid tanpa melibatkan pihak sekolah.
Puluhan siswa diketahui belajar di lantai di ruang laboratorium dan perpustakaan karena keterbatasan sarana dan ruang kelas.
Kepala Disdikpora Karawang Wawan Setiawan mengatakan, penerimaan siswa baru di SMPN 3 Telagasari telah sesuai dengan kuota yang ditetapkan.
“Kemudian mereka juga dapet RKB (ruang kelas baru). Cuma belum mebelernya,” kata Wawan, Rabu (23/7/2025).
Baca juga: Ada Tambahan Rombel, Siswa SMPN 3 Telagasari Belajar di Lantai
Menurut Wawan, pada Senin (21/7/2025) orangtua siswa baru dikumpulkan untuk menjelaskan kondisi sekolah.
“Nah jadi mereka sepakat para orangtua itu, dengan tidak melibatkan sekolah, udunan (urunan/patungan) untuk pembelian mebelernya,” ujar Wawan.
Salah satu orangtua kemudian ditunjuk menjadi panitia. Pihak sekolah tidak mengumpulkan uang, melainkan langsung menerima mebeler yang dibeli.
“Jadi dari mereka, untuk mereka, oleh mereka sendiri. Begitu,” ucap Wawan.
Sebelumnya diberitakan, puluhan siswa di SMPN 3 Telagasari belajar di lantai karena keterbatasan meja dan kursi. Hal itu terjadi seiring penambahan rombongan belajar (rombel) pada tahun ajaran 2025/2026.
Baca juga: Kebijakan Rombel 50 Murid, SMAN Depok Beli Puluhan Meja Baru hingga Microphone
Berdasarkan pantauan di lokasi, siswa terlihat duduk berhimpitan di atas lantai tanpa alas di ruangan perpustakaan dan laboratorium yang difungsikan sementara akibat keterbatasan ruang kelas.
Kepala SMPN 3 Telagasari Darmanto menyebut tahun ajaran ini sekolahnya menerima lima rombel siswa baru dengan total 200 siswa.
“Awalnya kami hanya mengajukan empat rombel. Namun tahun ini kami mendapatkan lima rombel baru. Akibatnya, sebagian siswa tidak kebagian ruang kelas dan sarana pendukung,” kata Darmanto, Selasa (21/7/2025).
Darmanto mengatakan, pihak sekolah telah berkoordinasi dengan wali murid sebelum mengambil kebijakan sementara belajar di ruang perpustakaan dan laboratorium.
“Karena memang belum tersedia meja dan kursi atau mebeler,” ujar Darmanto.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang