Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raya Bocah Sukabumi Meninggal Usai Tubuh Penuh Cacing, Dedi Mulyadi: Insiden Besar, Potong Anggaran!

Kompas.com, 20 Agustus 2025, 13:25 WIB
Aam Aminullah,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan, meninggalnya Raya, bocah usia 3 tahun asal Kabupaten Sukabumi, merupakan insiden besar dan menjadi peringatan bagi pemerintah kabupaten dan kota lainnya di Jawa Barat.

Sebelumnya, media sosial digemparkan dengan video yang memperlihatkan seorang bocah berusia tiga tahun tengah berjuang melawan penyakit yang dideritanya.

Dalam rekaman tersebut, terlihat sejumlah cacing dikeluarkan dari tubuh sang anak.

Bahkan, disebutkan masih terdapat banyak telur dan larva yang bersarang di dalam tubuhnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Akan Beri Sanksi jika Fungsi Desa Tak Jalan soal Balita Tewas, Kades: Itu Seandainya...

Setelah menjalani perawatan beberapa hari, Raya dinyatakan meninggal dunia.

Diketahui, Raya merupakan putri dari pasangan Udin (32) dan Endah (38), warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

Menanggapi kasus tersebut, Dedi Mulyadi memberikan peringatan keras kepada jajaran pemerintah daerah.

"Orangtuanya sudah di Rumah Sakit Welas Asih. Saya juga sudah memberikan sanksi kepada pemerintah desa dan akan menjatuhkan sanksi kepada Pemda Sukabumi," ujar Dedi kepada sejumlah wartawan usai menjadi narasumber seminar nasional Hilirisasi Berbasis Agroforestri di Bale Sawala, Rektorat Unpad Jatinangor, Sumedang, Rabu (20/8/2025) siang.

Baca juga: Bupati Sukabumi Kena Teguran Keras Dedi Mulyadi berkait Kasus Kematian Raya, Bocah Penuh Cacing

Dedi menuturkan, kasus ini seharusnya tidak terjadi apabila struktur pelayanan kesehatan di tingkat bawah berjalan optimal.

Dedi menyoroti kurangnya peran RT, kader Posyandu, bidan desa, hingga Puskesmas dalam melakukan pencegahan serta pemantauan tumbuh kembang anak di wilayah tersebut.

“Kalau RT rajin berkeliling, kader Posyandu aktif, dan bidan desa rutin memantau, kejadian ini bisa dicegah. Artinya, struktur pemerintahan di bawah tidak menjalankan fungsi pelayanan dengan baik,” tegas Dedi.

Dedi menyebutkan, sanksi yang diberikan tidak bisa langsung bersifat personal atau langsung, tetapi akan menyasar alokasi anggaran pemerintah daerah.

Menurut Dedi, hal ini menjadi peringatan bagi semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang.

Baca juga: Raya, Bocah Sukabumi Meninggal Tubuhnya Penuh Cacing, Dedi Mulyadi Ancam Sanksi Desa

"Ini bagi saya insiden besar, perkara yang sebenarnya mudah ditangani, tetapi tidak ditangani ini yang terjadi. Kemudian, beberapa kali saya menangani masalah warga Sukabumi, nah kalau seluruh masalah di Sukabumi harus saya yang turun tangan, lalu pemerintahannya ke mana?" keluh Dedi.

Dedi menekankan, pemerintah daerah seharusnya lebih cekatan dalam menjawab kebutuhan dasar masyarakat.

"Sekali lagi saya tekankan, sanksinya pemotongan anggaran pemerintah daerah. Ini saya perhitungkan, padahal problem Sukabumi itu tinggi banget, infrastruktur paling banyak menyerap anggaran, rumah yang terdampak bencana juga ada 9.000 jiwa. Kan itu harusnya cekatan dong. Bupati, camat sampai kepala desa harus cekatan," ucap Dedi.

Dedi menambahkan, kejadian meninggalnya Raya di Sukabumi harus menjadi pelajaran bagi pemerintah kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat.

"Ini jadi warning bagi pemerintah kabupaten/kota lain di Jawa Barat juga loh ya, jangan sampai mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat," kata Dedi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau