SUKABUMI, KOMPAS.com - Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, menyatakan bahwa peristiwa tragis yang menimpa bocah bernama Raya harus menjadi alarm bagi pemerintah daerah.
Ia menekankan pentingnya pemerintah kecamatan dan jajarannya untuk lebih aktif dalam mengumpulkan informasi tentang kondisi masyarakat, terutama di daerah pelosok.
“Secara keseluruhan tentunya ini pembelajaran bagi kita semua bahwa koordinasi itu penting, informasi itu penting,” ujar Andreas.
Pernyataan ini disampaikan Andreas kepada awak media di kediaman orangtua Raya pada Kamis (21/8/2025) sore.
Baca juga: Melihat Rumah Raya, Bocah Sukabumi yang Meninggal karena Cacing
Ia juga memastikan bahwa hak kesehatan keluarga almarhumah Raya akan dipenuhi oleh pemerintah, termasuk pendidikan untuk kakak Raya, Risna, yang akan difasilitasi oleh pihak berwenang.
“Langkah awal adalah memastikan bahwa keluarga almarhum terpenuhi, KTP, KK, BPJS semuanya harus sudah clear. Insyaallah tadi juga kita koordinasikan intinya (untuk) sekolahnya (Risna), kesehatannya kita perhatikan secara khusus,” tambahnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa Raya, bocah asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia pada 22 Juli 2025 dengan kondisi tubuh penuh cacing.
Raya adalah anak dari pasangan Udin (32 tahun) dan Endah (38 tahun) serta memiliki kakak bernama Risna (7 tahun).
Raya sempat dirawat di RSUD R Syamsudin SH, di mana dokter menemukan cacing dalam tubuhnya yang mencapai hampir 1 kilogram.
Kasus ini kini menjadi sorotan publik, bahkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegur pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Namun, Pemkab Sukabumi menjelaskan bahwa mereka telah berupaya maksimal dalam menolong dan merawat Raya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang