CIREBON, KOMPAS.com - Kuasa hukum korban edit foto menggunakan aplikasi kecerdasan buatan (AI) atau akal imitasi, Sharmila, menolak penyelesaian kasus edit foto asusila yang viral secara kekeluargaan.
Korban bersama keluarga merasa sangat dirugikan hingga mengalami trauma berat.
Mereka sepakat untuk melaporkan kasus ini ke Polres Cirebon Kota untuk memenuhi rasa keadilan.
Sharmila menyampaikan bahwa sejak Jumat (22/8/2025), dirinya telah mendatangi Polres Cirebon Kota untuk membuat pengaduan atau laporan bersama korban dan orang tuanya.
Karena belum selesai, aktivitas pelaporan itu mereka lanjutkan lagi pada hari Sabtu (23/8/2025) hingga terakhir pada hari Senin (25/8/2025).
Baca juga: Viral Kasus Edit Foto Asusila Aplikasi AI di Cirebon, Korban dan Keluarga Trauma Berat
Selama beberapa hari, Sharmila terus mendampingi korban dan keluarga yang merasa sangat dirugikan atas kejahatan ini.
Sharmila bahkan menyebut awalnya dirinya mendampingi enam orang korban, yang kemudian bertambah menjadi delapan orang.
"Dari pengakuan, korban lumayan banyak, ada sekitar 10 anak. Nah, klien saya sendiri awalnya ada enam orang, ditambah satu orang, tambah satu orang lagi, jadi ada delapan orang korban. Pasti, semuanya pasti trauma berat," kata Sharmila saat ditemui Kompas.com pada Senin (25/8/2025) malam.
Tak hanya melakukan laporan, orang tua para korban ini juga terus berjuang mencari keadilan.
Mereka mengikuti pertemuan yang dihadiri oleh orang tua terduga pelaku, dinas terkait, dan juga pihak sekolah pada Senin (25/8/2025) siang.
Di pertemuan tersebut, Sharmila menyebut mereka meluapkan kemarahan dan rasa kecewa atas sikap dan perilaku yang dilakukan terduga pelaku.
Sharmila Kuasa Hukum korban foto yang diedit menjadi asusila memberikan keterangan saat ditemui Kompas.com di depan Mapolres Cirebon Kota pada Senin (25/8/2025) malam.Sharmila menilai, kemarahan ini dipicu lantaran keluarga korban terkesan dipaksa untuk memahami kondisi psikologis para terduga pelaku yang juga merasa tertekan.
"Kami sangat menyayangkan, pertemuan tadi siang, mereka meminta para korban memahami situasi kondisi terduga pelaku yang merasa sangat tertekan. Lah, bagaimana dengan korban? Korban ini perempuan, jejak digital sampai kapan bisa dihapus?" kata Sharmila kecewa.
Baca juga: Siasat Pelaku Edit Foto Asusila Cirebon: Curi Foto, Edit Pakai AI, Sebar dan Jual di Medsos
Sharmila menilai para terduga pelaku ini telah memilih keluar sendiri atau mengundurkan diri dari sekolah sehingga tidak ada catatan buruk dari sekolah untuk mereka.
Kemudian, bila mereka lanjut sekolah keluar Cirebon, atau keluar dari Jawa Barat, atau keluar pulau Jawa, mana ada yang mengenali mereka?