Dialek non-[h] yang dituturkan oleh masyarakat di Desa Parean Girang,Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
Ayatrohaedi dalam buku Dialektologi, Sebuah Pengantar (1979) menjelaskan tentang peta bahasa yang memberikan gambaran umum mengenai sejumlah dialek.
Menurutnya penelitian tentang dialek dilihat dari aspek geografis baru akan tampak jelas jika semua gejala kebahasaan yang ditampilkan dari bahan yang terkumpul selama penelitian itu dipetakan.
Lebih lanjut, dielektometri adalah ukuran secara statistik yang dipergunakan untuk melihat berapa jauh perbedaan dan persamaan yang terdapat di tempat-tempat yang diteliti dengan membandingkan sejumlah bahan yang terkumpul dari tempat yang diteliti tersebut (Revier,1975:424).
Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, bahasa Sunda di Provinsi Jawa Barat dengan bahasa Sunda yang tersebar di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara diketahui memiliki perbedaan.
Data perbedaan dialek Bahasa Sunda di Jawa Barat dengan di Provinsi DKI Jakarta adalah 51,25 pesen; Banten 60 persen;Jawa Tengah 56,50 persen; Lampung 50,50 persen; Bengkulu 71 persen; dan Sulawesi Tenggara 64,5 persen.
Kisaran persentase perbedaan yang ditemukan antara 51 persen hingga 80 persen sehingga bisa dikatakan sudah beda dialek.
Sumber:
kemdikbud.go.id
petabahasa.kemdikbud.go.id
kompas.com