Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dugaan Alasan Mantan Suami Tusuk Guru SD di Bandung hingga Tewas di Halaman Sekolah

Kompas.com, 7 Februari 2022, 13:59 WIB
Putra Prima Perdana,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - AR (50), seorang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 032 Tilil, Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, tewas ditusuk oleh seorang pria yang diduga mantan suaminya di dalam gerbang sekolah, Senin (7/2/2022).

Menurut keponakannya, Hesti Hendrawati, penyebab mantan suami korban tega melakukan penusukan diduga terkait masalah pernikahan anak bungsu mereka.

"Anaknya ini enggak mau ada bapaknya hadir ke pelaminan (saat pernikahan). Tapi, bapaknya (pelaku) ngotot ingin ada di pelaminan," kata Hesti saat ditemui di rumah duka, Jalan Sadangserang, Kelurahan Sadangserang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Senin siang.

Hesti mengatakan, anak bungsu korban dan pelaku rencananya menikah bulan ini, Februari 2022.

Baca juga: Detik-detik Guru SD di Bandung Ditusuk Mantan Suami di Halaman Sekolah hingga Tewas

"Rencananya, anaknya nikah itu 12 Februari 2022. Alasan si anak enggak mau ada bapaknya hadir karena selama 22 tahun tak diurus oleh bapaknya," ungkapnya.

Namun demikian, Hesti mengatakan masalah tersebut bisa jadi hanya salah satu pemicu.

Bukan tidak mungkin, ada masalah pribadi lain yang terjadi antara pelaku dan korban.

"Sebelumnya memang korban dan pelaku sudah ada kasus yang ribet," imbuhnya.

Sebagai salah satu keluarga yang memiliki hubungan cukup dekat, Hesti menjelaskan, dia mengetahui masalah tersebut lantaran korban memang sering curhat dan menceritakan masalah keluarga kepadanya.

"Karena memang kami dekat sekali. Apapun permasalahan yang dia alami sering cerita, mulai kerjaan, keluarga, dan segalanya selalu ngobrol. Semalam pun (korban mengirim pesan) WhatsApp ke saya," akunya.

Hesti pun mengaku sangat kehilangan sosok AR yang diakuinya sangat dekat dengannya.

Suasana rumah duka Guru SD di Bandung yang ditusuk mantan suaminya di Jalan Sadangserang, Kota Bandung.KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Suasana rumah duka Guru SD di Bandung yang ditusuk mantan suaminya di Jalan Sadangserang, Kota Bandung.

"Sedih sekali rasanya kehilangan tante. Dekat banget dengan almarhum. Saya sering ke sini atau tante sering ke rumah saya dan kemarin dua minggu terakhir dengan almarhum ke Pangandaran refreshing," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Seorang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 032 Tilil ditemukan tewas di halaman sekolah di wilayah Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

Adapun korban yang diketahui berinisial AR (50), diduga tewas ditusuk mantan suaminya di dalam gerbang sekolah.

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SDN 032 Prihatna mengatakan, perisitiwa ini terjadi pada Senin (7/2/2022) pagi pukul 7.00 WIB.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau