Saat ini, Sidik mengandalkan kedelai impor. Sebab, kedelai dari Karawang sejauh ini stoknya tak mencukupi.
Kepala Sub Koordinasi Subtansi Aneka Kacang dan Umbi Dinas Pertanian Karawang Dyah Setya Wuryani mengatakan, untuk produksi tahu dan tempe, biasanya pengusaha mengandalkan kedelai impor.
Alasannya, karena bijinya lebih besar dan bersih.
Hanya saja, menurut dia, kedelai lokal justru memiliki kandungan gizi, protein, dan lemak yang lebih bagus.
Selain itu, kedelai impor ada juga yang hasil rekayasa genetika.
"Tapi begitulah kalau untuk tahu, tempe, lebih senang kedelai impor," kata Dyah saat dihubungi.
Baca juga: Konsumen Borong Tahu Tempe, Imbas Produksi Mogok 3 Hari
Dyah menyebutkan, produksi kedelai di Karawang memang musiman.
Sering kali petani menanam kedelai dengan mengandalkan program pemerintah.
Namun, pada 2021, produksi kedelai di Karawang sekitar 2.000 ton.
Daerah Pangkalan dan Tegalwaru biasanya menjadi daerah penghasil kedelai.
Sedangkan wilayah lainnya biasanya dipanen sebelum musim hujan tiba.
"Biasanya dipanen muda, sebelum panen sudah ada yang ambil (beli) ke sawah. Bukan untuk (produksi) tahu tempe," kata Dyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.