Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Alif, Santri yang Tewas Saat Kebakaran Pesantren di Karawang, Sempat Berusaha Tolong Temannya

Kompas.com - 23/02/2022, 12:42 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Khalifah Aryana (12), masuk dalam daftar korban tewas kebakaran Pesantren Miftahul Khoirot, Karawang pada Senin (21/2/2022)sore.

Bocah yang akrab dipanggil Alif itu tercatat sebagai warga Kampung Hegarmanah, Desa Purwadadi Barat, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Jenazah Alif telah tiba di kampung halamannya pada Selasa (22/2/2022).

Sang kakek, Yayan Suryano bercerita jika cucunya baru 2 tahun tinggal di pondok pesantren saat Alif berusia 10 tahun.

Baca juga: Sempat Alami Kendala, 8 Korban Tewas Kebakaran Pesantren di Karawang Berhasil Diidentifikasi

Menurut Yayan di hari kejadian, sekitar pukul 14.30 WIB, cucunya bersama sembilan santri lainnya beristrirahat di kamar.

Saat kebakaran terjadi, cucunya tak bisa menyelamatkan diri karena api sudah merembet ke kamar sehingga para santri terjebak di dalam kamar.

"Ia (Alif) habis sholat Dzuhur istirahat di lantai dua tempat kamarnya sekitar 10 orang sekira jam setengah tiga sore, konon katanya terjebak akibat konsleting listrik di kipas angin yang diketahui seperti itu," ucap Yayan kepada wartawan di Subang, Selasa (22/2/2022).

Baca juga: Duka di Pesantren Penghasil Hafidz Tertua di Karawang....

Yayan bercerita, sebelum meninggal, Alif sempat menolong temannya. Namun Alif dan rekannya yang berusia 7 tahun sama-sama terjebak dan ditemukan meninggal dunia.

"Cucu saya sempat menolong temannya yang 7 tahun tapi tetap tidak tertolong karena api sudah membesar dan sudah menjebak mereka," katanya.

Saat ditemukan tewas, tubuh Alif mengalami luka bakar yang cukup parah. Karena kondisi tubuhnya rusak, Alif dimakamkan dengan menggunakan peti mati.

Alif kemudian dimakamkan di TPU Santiong, Kampung Warung Asem, Desa Purwadadi, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang.

Baca juga: Kebakaran Pesantren di Karawang, Wagub Jabar Uu: Jangan Takut Masukkan Anak ke Pesantren

Kejadian di lantai dua

Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Khoirot KH Agus Abdullah menunjukkan kamar santri yang mengalami kebakaran di Desa Manggungjaya, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat, Selasa (22/2/2022). Kebakaran tersebut terjadi pada Senin (21/2/2022) disebabkan korsleting listrik kipas angin yang mengakibatkan delapan santri meninggal dunia dan lima lainnya luka-luka.Antara Foto/Muhamad Ibnu Chazar Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Khoirot KH Agus Abdullah menunjukkan kamar santri yang mengalami kebakaran di Desa Manggungjaya, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat, Selasa (22/2/2022). Kebakaran tersebut terjadi pada Senin (21/2/2022) disebabkan korsleting listrik kipas angin yang mengakibatkan delapan santri meninggal dunia dan lima lainnya luka-luka.
Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono mengatakan kebakaran terjadi di lantai 2 pondok pesantren.

Saat kebakaran terjadi, api cepat merembet dan menjalar ke bangunan rumah yang terbuat dari kayu.

Peristiwa tersebut menewaskan delapan santri, sementara 2 santri lainnya luka-luka.

Dari informasi awal yang diterima polisi, api muncul bermula dari percikan kipas angin. Kemudian membesar setelah percikan api tersebut mengenai kasur di dalam kamar.

Baca juga: Sempat Alami Kendala, 8 Korban Tewas Kebakaran Pesantren di Karawang Berhasil Diidentifikasi

"Dugaan awal masih di dalami, kita sudah melakukan olah TKP, langkah-langkah kita saat awal kejadian muspika cilamaya berkoordinasi pihak damkar bpbd stakeholder terkait membantu dan menolong kejadian di lapangan," katanya.

Sementara itu penyuluh agama Kecamatan Cilamaya Kulon, Sri menceritakan kronologi kebakaran yang ia ketahui dari pengurus pesantren.

"Sebagian santri bisa lewat, namun yang delapan ini tidak bisa lewat, karena api membesar di bagian pintu keluar yang melalui tangga," kata Sri kepada Tribun Jabar di lokasi, Senin (21/2/2022).

Baca juga: Salah Satu Santri Tewas dalam Kebakaran Masuk Pesantren sejak Lulus PAUD, Cita-citanya Hafiz Al Quran

Sri mengatakan, delapan santri yang tewas juga tidak keluar melalui jendela kamar, karena jendela kamar asrama di lantai 2 tersebut di pasang besi tralis.

"Mau keluar lewat jendela, tetapi pakai tralis," katanya.

"Delapan meninggal, dua luka-luka," kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Rohmat di lokasi kejadian, Senin.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan | Editor : Abba Gabrillin), Tribun Jabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com