"Untuk menjaga keberlangsungan spesies ini dalam kawasan Gunung Ciremai, kami masukan Rasi yang berjenis kelamin betina, sudah matang secara reproduksi karena berusia tiga tahun, sudah melalui proses habituasi, harapan kami dia bisa berjodoh di kawasan Gunung Ciremai dengan Slamet Ramadhan dan bisa menambah individunya," tambah Teguh.
Teguh menyebut, pelepasliaran Rasi dan Slamet Ramadhan di area Gunung Ciremai tidak membahayakan para pendaki. Macan tutul dikenal hewan yang tidak memburu atau memakan manusia.
Macan tutul justru memilih menghindar atau bersembunyi ketika mencium dan mendapat sinyal asing.
"Tidak ada sejarahnya macan tutul menyerang manusia. Justru dia ketika mencium bau asing, bau manusia, dia melarikan diri," jelas Teguh.
Dia membuktikan beberapa waktu lalu, Teguh membawa empat pekerja media untuk meliput Rasi. Meski jarak 200 meter, aktivitas Rasi terpantau panik melalui monitor pemantau.
Baca juga: Peringati Hari Maleo Sedunia, 24.970 Anakan Dilepasliarkan
Teguh hanya meminta kepada para pendaki Gunung Ciremai agar mematuhi aturan yang ditetapkan, salah satunya adalah tidak melakukan pendakian malam hari. Macan tutul adalah hewan nokturnal dan sangat aktif di malam hari.
Jangan sampai aktivitas mendaki malam hari, kata Teguh, mengganggu macan tutul yang sedang beraktifitas. Bila bermalam di Gunung Ciremai, segera istirahat di titik yang telah ditentukan dan tidak banyak melalukan aktivitas di luar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.