Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doni Salmanan Jadi Tersangka, Ketua RT: Sosok Dermawan, Sebelum Kaya Bekerja Jadi Sales hingga Tukang Parkir

Kompas.com - 09/03/2022, 07:57 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri melakukan penahanan terhadap Doni Salmanan setelah yang bersangkutan ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan berkedok trading binary option Quotex.

Doni Salmanan merupakan Youtuber, yang dikenal sebagai salah satu orang superkaya di Indonesia, atau sering disebut crazy rich. Dia berasal dari Soreang, Kabupaten Bandung.

Terlepas dari kasusnya, ketua RT tempatnya tinggal menyebut Doni dikenal memiliki perangai yang baik.

Amin Sayumin (49), ketua RT tempat Doni Salmanan tinggal mengatakan, Doni merupakan sosok yang dermawan dan baik pada warga sekitar. Sebelum menjadi kaya, dia pun kerap gonta-ganti pekerjaan.

Baca juga: Doni Salmanan Terjerat Kasus Quotex, Jadi Tersangka dan Terancam 20 Tahun Penjara

Amin menyebut, sifat Doni tidak berubah meski perekonomiannya berubah.

"Kebiasaan sangat baik. Mau ke warga atau ke orang lain, sering memberi uang ke warga. Sifatnya tidak berubah meski sudah kaya," kata Amin ditemui Selasa (8/3/2022).

Amin masih mengingat, sekitar bulan Januari 2022 Doni memberikan bantuan untuk warga setempat.

"Terakhir Doni ngasih sembako di Bulan Januari, kadang satu RT atau satu RW," ujarnya.

Selain berbentuk uang, Doni juga kerap memberikan sembako seperti beras, telur, minyak, dan lainnya.

Tidak hanya itu, Doni juga disebut kerap menjadi donatur dalam program-program yang digelar oleh RT atau RW setempat.

"Kadang ngasih beras. Itu yang memberi (beras dari) ibunya, Doninya jarang. Bahkan dia suka bantu juga program RT," tuturnya.

Selain terkenal dermawan, sebelum terkenal Doni kerap mengikuti pengajian di lingkungan bersama keluarganya yang aktif mengikuti pengajian rutin.

"Sebelum terkenal, biasanya, sempat pesantren di Ustad Deden. Keluarganya bermasyarakat, sering ikut pengajian di lingkungan masyarakat," kata Amin.

Sejak Doni sukses menjadi seorang trender, sejak itu pula sosok Doni jarang dijumpai di kediamannya.

"Dulu mah di sini, sekarang mah udah nggak di sini. Apalagi sudah menikah, pindah ke Padalarang. Kalau pulang, paling seminggu sekali, itu pun malem," jelasnya.

Amin tak menampik, sebelum Doni sukses, crazy rich asal Soreang itu sempat bekerja di beberapa tempat dengan profesi yang berbeda.

"Pekerjaannya sales, cleaning service, tukang parkir, saya tahu betul dia. Bapaknya yang asli di sini, ibunya kalau nggak salah asli Tasik," tambahnya.

Pantauan Kompas.com rumah Doni Salaman terlihat sepi tidak berpenghuni. Rumah yang memiliki tiga tingkat ini nampak lenggang dengan lampu di lantai dua menyala.

Sementara di garasi, terparkir mobil berwarna putih beserta satu buah sepeda motor. Rumah Doni Salaman terbilang cukup luas di banding rumah yang ada di sekitarnya.

Baca juga: Bareskrim Sita HP hingga Akun Youtube Doni Salmanan Terkait Dugaan Penipuan Aplikasi Qoutex

Menurut Amin, Doni baru membeli rumah tersebut sekitar dua tahun lalu, sebelum Covid-19 melanda.

Sebelum tinggal di daerah Soreang, Doni dikabarkan pernah mengontrak di salah satu perumahan yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Rumah yang di sini dibeli sebelum Covid, sebelumnya ngontrak di perumahan nggak jauh dari sini, sekarang kadang diisi ibu atau bapaknya, kadang juga ada saudaranya," ujar Amin.

Meski kini terjerat kasus, Amin mengaku warga sekitar belum merasa kehilangan sang Crazy Rich itu.

"Warga belum merasakan kehilangan setelah Doni tersandung kasus. Namanya juga cobaan hidup, pasti siapapun merasakan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com