Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai di Tasikmalaya Tembus Rp 70.000 Per Kg, Banyak Petani Gagal Panen

Kompas.com - 09/03/2022, 09:30 WIB
Irwan Nugraha,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Harga cabai merah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, paling mahal sampai Rp 70.000 per kilogram menjelang tiga pekan lagi memasuki bulan puasa.

Dibanding komoditas lain, harga capai mengalami kenaikan yang paling tinggi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan cabai akibat banyak petani gagal panen.

Hal ini disampaikan oleh Nenden (40), salah seorang pedagang cabai di Pasar Cikurubuk.

Hampir semua harga jenis cabai mengalami kenaikan sejak beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Susul Cabai dan Bawang, Harga Telur di Lumajang Mulai Merangkak Naik

Cabai yang mengalami kenaikan harga paling tinggi adalah cabai domba atau sejenis cabai keriting, tapi agak besar dan rasanya paling pedas. Awalnya cabai domba dijual dengan harga Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 70.000.

"Paling mahal sekarang cabai domba, (cabai) yang paling diminati dan paling mahal Rp 70.000 per kilo. Cabai merah keriting semula dijual Rp 35.000 menjadi Rp 55.000, cabai rawit merah Rp 50.000, cabai besar Rp 50.000, cabai hijau Rp 40.000, cabai merah TW Rp 65.000 sekilonya. Sekarang pada naik terus harganya," jelas Nenden di lokasi jualannya, Rabu (9/3/2022) pagi.

Hal sama pun terjadi di beberapa pasar tradisional lainnya di wilayah Kota maupun Kabupaten Tasikmalaya, harga cabai mengalami kenaikan harga akibat kekurangan pasokan.

Para penjual mendapatkan harga cabai naik akibat para petani terserang hama ulat dan tak bisa panen tanamannya secara normal.

"Hampir seluruh jenis sayuran sekarang harganya telah merangkak naik dan kebutuhan yang biasanya dikirim petani dari berbagai daerah seperti di Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Ciamis, Kuningan, Majalengka untuk sekarang semakin menipis. Karena, banyak lahan cabai merah mengalami gagal panen oleh serangan hama ulat buah," jelas Ahmad Yani (64), salah seorang pemilik lahan cabai merah asal Taraju, Kabupaten Tasikmalaya.

Baca juga: Hama Patek dan Fusarium Jadi Biang Keladi Naiknya Harga Cabai di Sleman

Menurut Ahmad, serangan hama ulat tersebut akibat tingginya curah hujan beberapa bulan terakhir.

Sehingga, pada musim ini para petani cabai banyak yang mengalami kerugian akibat gagal panen.

"Seharusnya kami sekarang dapat untung karena harga cabai lagi bagus di pasaran. Eh, malahan kita rugi karena serangan ulat di musim hujan sekarang," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Peminum Miras Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com