Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Bocah Kembar Ditabrak Moge hingga Tewas, Pelaku Beri Rp 50 Juta, Pengamat: Kesannya Nyawa Bisa Dibeli

Kompas.com - 13/03/2022, 17:30 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus motor gede (moge) menabrak bocah kembar di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada Sabtu (12/3/2022), menjadi sorotan.

Kejadian ini kemudian diselesaikan dengan perjanjian tertulis oleh pelaku dan pihak keluarga.

Selain itu, pelaku juga memberikan uang santunan sebesar Rp 50 juta kepada keluarga korban.

Surat perjanjian tersebut diketahui oleh kepala Desa Ciganjeng Imang Wardiman. Adapun perjanjian dilaksanakan di Markas Polsek Kalipucang pada Sabtu.

Salah satu poin dari perjanjian itu menyebutkan, “Pihak ke satu dan pihak kedua telah sepakat dan mufakat bahwa perkara ini diselesaikan secara kekeluargaan, serta pihak ke satu tidak akan menuntut di kemudian hari secara hukum pidana maupun perdata kepada pihak kedua.”

Poin selanjutnya dituliskan bahwa, “Apabila dikemudian hari ternyata ada pihak lain yang mempersalahkan kembali permasalahan ini, kedua belah pihak sepakat untuk mengesampingkan atau tidak menanggapinya dan atau gugur demi hukum.”

Baca juga: Tabrak Anak Kembar hingga Tewas, Pengendara Moge Buat Perjanjian dan Beri Rp 50 Juta

Pandangan pengamat

Pengamat hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Mohammad Jamin mengatakan, kesepakatan damai antara pelaku dan korban bisa saja terjadi. Namun, Jamin menuturkan bahwa perdamaian tidak serta merta menghapuskan unsur pidana.

“Karena bagaimana pun harus dibuktikan dulu bahwa pelaku bersalah atau tidak bersalah. Kalau dia besalah, unsur pidana tetap dipertanggungjawabkan. Nantinya di pengadilan yang bisa menilai,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/3/2022).

Menurut Jamin, perjanjian itu “mengesampingkan” unsur pidana.

“(Perjanjian) itu perdata, tapi perjanjian itu seperti ‘mengesampingkan’ unsur pidananya,” ucap dosen Fakultas Hukum UNS ini.

Baca juga: Dua Bocah Kembar Tewas Ditabrak Rombongan Moge Saat Menyebrang Jalan di Pangandaran

Harusnya, kata Jamin, perkara itu diproses oleh penyidik kepolisian, kemudian ke penuntutan jaksa, dan lalu dibawa ke pengadilan.

“Seberapa besar unsur kesalahan, ya meskipun ada ketidaksengajaan atau kelalaian (pelaku), itu yang nanti bisa ditentukan apakah ada pelanggaran pidana. Dan seberapa besar sanksi yang diberikan itu berdasarkan UU Lalu Lintas,” ungkapnya.

Jika tiba-tiba unsur pidananya ditutup, itu menjadi tidak sesuai.

“Kesannya nyawa bisa dibeli. Bisa diselesaikan dengan uang,” tuturnya.

Baca juga: Kesal Moge Tabrak 2 Bocah Kembar hingga Tewas, Warga Pasang Tulisan Kepada Harley Davidson, Hargai Manusia

Jamin memandang, kasus ini bila diperhatikan dari sisi keadilan, patut dipertanyakan.

Pasalnya, hal ini menyangkut nyawa masyarakat.

“Rasa keadilan masyarakat menjadi tergangggu. Menurut saya, ini bukan hanya persoalan antarpribadi, tapi juga menyangkut masyarakat," ungkapnya.

Menurut Jamin, polisi wajib turun tangan dalam kasus ini tanpa harus menunggu adanya aduan.

"Ini delik biasa, Mas," terangnya. 

Menurutnya, ini adalah ranah polisi untuk melakukan penegakan hukum.

"Karena bila ada kecelakaan yang berakibat kematian korban, polisi bisa melakukan proses penyidikan dan menetapkan pelaku sebagai tersangka," jelasnya.

Baca juga: Detik-detik Anak Kembar Tewas Tertabrak Moge, Polisi: Kendaraan dalam Kecepatan Tinggi

 

Bocah kembar ditabrak moge

Kasus bocah kembar ditabrak moge ini terjadi saat dua korban, yakni Hasan Firdaus dan Husain Firdaus (8), menyeberang di lokasi kejadian.

Seorang saksi mata, Idin, menuturkan, kecelakaan maut itu bermula saat rombongan pengendara moge melaju dari arah Banjar menuju Pangandaran.

"Karena pengendara moge itu melaju kencang, anak kembar yang mau nyebrang tertabraknya," terangnya, Sabtu, dikutip dari Tribun Jabar.

Baca juga: Dua Anak Kembar di Pangandaran Tewas Tertabrak Moge Saat Akan Berangkat Mengaji, Sang Ibu Pasrah

Akibat tabrakan itu, tubuh korban terpental.

Kepala Unit Lalu Lintas (Kanit Lantas) Polsek Kalipucang Bripka Agus Diksi menyampaikan, kecelakaan tersebut diduga karena kelalaian penunggang Harley Davidson.

"Sesampainya di TKP, dalam kecepatan tinggi menabrak penyebrang jalan yaitu Hasan dan Husen yang datang dari arah selatan ke utara. Hasil analisa sementara, kejadian tersebut akibat kelalaian pengendara moge yang mengendarakan kendaraan dalam kecepatan tinggi," terangnya.

Baca juga: Kronologi Rombongan Moge Tabrak Bocah Kembar hingga Tewas di Pangandaran

Dua penabrak bocah kembar tersebut berinisial APP (40) dan AW (52).
APP berasal dari Kota Cimahi, Jabar, ia mengendarai moge bernomor polisi D 1993 NA.
Sedangkan AW berasal dari Bandung Barat, Jabar, ia merupakan pengendara moge berpelat nomor B 6227 HOG.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com