KOMPAS.com - Berikut berita populer Jawa Barat pada Jumat (25/3/2022):
NS (27), seorang mantan atlet balap sepeda BMK asal Pangandaran tak ditetapkan sebagai tersangka. di kasus penyelundupan 1 ton lebih sabu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Komisaris Besar Ibrahim Tompo mengatakan bahwa NS belum ada keterlibatan dari jaringan narkotika ini.
Menurut Tompo, keberadaan NS di lokasi pengungkapan saat itu yakni tengah menemani kekasihnya berinisial MH (20) yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Yang bersangkutan pacar dari salah seorang tersangka, orang Afghanistan," kata Tompo.
Disinggung apakah tersangka warga negara asing ini merupakan imigran gelap, Tompo belum dapat menyimpulkan hal tersebut.
"Tidak bisa disimpulkan. Bukan warga negara Indonesia dan ditangkap ketika sedang di Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Kasus Sabu Lebih dari 1 Ton, Mantan Atlet BMX yang Diamankan Polisi Tak Ditetapkan Tersangka
Pelaku melakukan aksinya di tengah keramaian, dan mirisnya tak ada warga yang membantu saat korban meminta bantuan.
Peristiwa ini terekam kamera pengawas di sekitar lokasi, dan videonya viral setelah tersebar di media sosial.
Ibu korban, Fitri Komaladewi (40) mengatakan saat itu anaknya sedang pulang sekolah bersama dua temannya.
Namun di Terminal Kebon, mereka berpisah lantaran berbeda jalan pulang. Menurutnya, pelaku di belakang menyergap kaki korban, sementara yang depan memukul dan membawa senjata tajam.
"HP di saku diambil, pas disergap ini (pelaku) geledah dari bawah dipegang kakinya. Jadi (korban) enggak bisa jalan, (pelaku) sambil ngancam gitu," kata Fitri.
Baca juga: Video Viral Pelajar SMP di Bandung Dijambret di Tengah Keramaian, Tak Ada yang Membantu
SN bercerita salah satu pelaku memberinya uang sebesar Rp 50 juta untuk memenangkan proyek. Namun, proyek yang diharapkan pelaku, tidak juga ada.
“Iya karena ada Covid-19, memang di mana yang ada, gitu kan seperti itu,” sambungnya.
Karena tidak ada proyek yang diharapkan, pelaku pun menagih uang yang diserahkan kepada SN.
“Iya, dan saya sudah mengembalikan sebagian, Rp 5 juta,” katanya.
SN mengaku sudah beritikad baik untuk mengembalikan uang tersebut. Namun, pelaku tidak kooperatif karena setiap kali datang menagih ke rumahnya, selalu dalam kondisi mabuk.
“Udah dua kali datang, saya tidak bisa menyelesaikan masalah dengan orang seperti ini, jadi saya minta diwakili saja untuk melanjutkan proses ini,” katanya.
Baca juga: Kasus Penganiayaan di Garut yang Direkam Mahasiswi, Korban Akui Ada Hubungan Bisnis dengan Pelaku
Peristiwa tersebut terjadi di Blok Turalak, Sungai Cileueur dekat muara Sungai Cikalagen, Kampung Turalak, RT 01/02, Dusun Desa, Desa Sukamaju.
Saat kejadian para siswa tersebut berkumpul di atas jembatan menunggu difoto dengan drone. Mereka berkumpul di satu sisi di jembatan yang pembuatannya masih belum selesai.
Diduga jembatan gantung tersebut putus karena kelebihan muatan. Akibatnya puluhan siswa berjatuhan ke sungai dari ketinggian 3 meter.
Beruntung saat itu arus sungai tak deras. Namun banyak santri yang mengalami luka lebam hingga patah tulang akibat benturan hamparan batu di aliran sungai.
Sebagian besar santri adalah siswa kelas VII SMP Al Huda yang mondok di Ponpes Al Huda Turalak. Saat itu sekolah sedang libur dan para santri melakukan keguatan syukuran khataman.
Sekaligus munggahan di sisi Sungai Cileueur. Kebetulan di sisi sungai ada lahan milik pesantren.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Agie Permadi, Ari Maulana Karang, Candra Nugraha | Editor : Khairina, I Kadek Wira Aditya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.