Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Ekonomi: Masyarakat Digebuki Kenaikan Bahan Pokok dan Kelangkaan Solar Subsidi

Kompas.com - 29/03/2022, 12:03 WIB
Irwan Nugraha,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pakar Ekonomi Senior Rizal Ramli mengatakan, kelangkaan solar subsidi yang berimbas pada antrean sopir truk di beberapa daerah disebabkan karena PT Pertamina merugi sejak beberapa bulan lalu.

Rizal menilai, imbas kelangkaan solar berdampak kepada kenaikan harga bahan pokok akibat ongkos kirim barang menjadi mahal.

"Jadi masyarakat digebukin dua (masalah) sekaligus (saat ini), naik harga bahan pokok akibat memang solar (subsidi) langka. Habis itu ditimpa lagi oleh kenaikan harga (yang ditetapkan) pemerintah, tarif gas, listrik, lalu pajak dinaikan," jelas Ramli kepada wartawan di Situ Butak, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (28/3/2022).

Baca juga: Saat Megawati Resah Pernyataan soal Minyak Goreng Disalahartikan dan Ditarik-tarik ke Politik...

Rizal mengatakan, kelangkaan solar subsidi terjadi karena Pertamina tidak menyimpan cadangan minyak saat harga minyak stabil dan menguntungkan negara.

"Memang solar langka, karena Pertaminanya sudah mulai merugi sejak beberapa bulan lalu. Menunjukkan pada waktu harga bagus, Pertaminanya untung, dia nggak cukup efisien (pemanfaatan keuntungan). Kalau pertanyaan efisien saat harga BBM dalam negeri lebih mahal di luar (Negeri), harusnya punya cadangan. Hari ini dia nggak punya cadangan dan malah dibatasi harga solar Rp 100 ribu kepada masyarakat," tambah dia.

Bahkan Rizal memprediksi bahwa harga BBM akan naik dalam waktu dekat, sekitar Rp 1.500 sampai Rp 1.600 per liternya.

Hal ini tentunya akan membebani kembali masyarakat terutama menjelang Hari Raya Lebaran dalam waktu dekat ini.

"Jelas tak cukup (tak punya cadangan), apalagi solar dipakai truk barang. Jadi harga barang mahal, karena ongkos kirim menjadi lebih mahal. Kemungkinan harga BBM akan dinaikan lagi (dalam waktu dekat) bisa sampai Rp 1.500-1.600 per liter. Ini membuat kenaikan dahsyat," tambahnya.

Seperti halnya salah satu kebutuhan masyarakat minyak goreng yang diklaim Polri stoknya sudah aman selama ini usai subsidi minyak kemasan dihapus belum lama ini.

Dirinya pun menyebut memang stok sudah aman tapi dengan harga yang sulit dijangkau oleh masyarakat kecil di Indonesia.

"Polri bilang aman, kalau aman dengan harga pasar tinggi Rp 40 ribu pasti aman, tapi masyarakat daya belinya belasan ribu dan tak terjangkau sesuai kemampuan dia (masyarakat)," ujar dia.

Sebelumnya, fenomena antrean panjang kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar terjadi di berbagai daerah. Hal itu disebut-sebut karena terbatasnya stok solar di berbagai SPBU.

Menyikapi hal tersebut, PT Pertamina (Persero) menyatakan akan terus memastikan stok dan penyaluran solar berjalan dengan maksimal.

Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini yang realisasinya di atas 5 persen pasti akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan energi, salah satunya solar bersubsidi.

Menurutnya, stok solar subsidi secara nasional saat ini berada di level 20 hari. Irto bilang, setiap hari stok ini sekaligus proses penyaluran ke SPBU pun terus dimonitor Pertamina secara real time.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com