"Ada kemungkinan kerusakan-kerusakan rumah yang sekarang ini berkaitan dengan gorong-gorong yang lama sudah rusak dan juga dipicu curah hujan tinggi," tutur dia.
Menurut Yohandi jika tidak terjadi hujan sangat deras dampaknya tidak sangat terasa. Namun saat curah hujan tinggi masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan.
"Saat ini karena banyak rumahnya rusak parah, sebaiknya (warga) direlokasi," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya enam desa di lima kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terdampak bencana gerakan tanah dalam sepekan terakhir ini.
Dampak terbesar akibat bencana geologi terjadi di Kampung Nyalindung, yang berlokasi di perbatasan dua desa, yaitu Desa Pasirsuren dan Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu.
"Ada enam desa di lima kecamatan yang dilaporkan terjadi bencana gerakan tanah," ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan kepada Kompas.com di Kampung Nyalindung, Senin (7/3/2022).
Baca juga: Fenomena Pergerakan Tanah Ancam 200 Jiwa di Manggarai Barat NTT, Pemda Upayakan Relokasi
Yohandi menjelaskan, bencana pergerakan tanah terjadi saat hujan deras dengan intensitas tinggi pekan lalu.
Akibatnya terdapat sejumlah rumah terdampak rusak, dengan kategori rusak berat, rusak sedang hingga rusak ringan.
"Untuk di Kampung Nyalindung ini sebenarnya sudah terjadi setahun lalu. Namun saat itu yang terdampak hanya empat rumah," ujar Wawan.
"Akhir 2021 bertambah beberapa rumah yang terdampak dan hari ini puncaknya mencapai 30 rumah terdampak."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.