Ketua Tim PVMBG Yohandi Kristiawan mengatakan, pihaknya sempat menyelidiki lokasi bencana gerakan tanah di Kampung Nyalindung pada 2021. Penyelidikan yang dilakukan saat ini adalah lanjutan kajian sebelumnya.
"Berdasarkan kajian di lapangan, tadi kami melihat batuannya ternyata tersusun batu lempung," kata Yohandi kepada Kompas.com di Kampung Nyalindung, Senin (28/3/2022).
Tim juga lanjut dia mengecek lokasi perbukitan di atas permukinan sesuai petunjuk warga yang mengatakan terdapat lokasi tanah ambles dan sumber mata air.
"Di perbukitan kami menemukan beberapa titik mata air," ujar Yohandi yang merupakan alumni Universitas Gajah Mada (UGM).
Yohandi menuturkan, berdasarkan penuturan warga yang sudah lama bermukim di Kampung Nyalindung menyebutkan terdapat gorong-gorong lama yang sudah tertutup pemukiman.
"Ada kemungkinan kerusakan-kerusakan rumah yang sekarang ini berkaitan dengan gorong-gorong yang lama sudah rusak dan juga dipicu curah hujan tinggi," tutur dia.
Menurut Yohandi jika tidak terjadi hujan sangat deras dampaknya tidak sangat terasa. Namun saat curah hujan tinggi masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan.
"Saat ini karena banyak rumahnya rusak parah, sebaiknya (warga) direlokasi," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya enam desa di lima kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terdampak bencana gerakan tanah dalam sepekan terakhir ini.
Dampak terbesar akibat bencana geologi terjadi di Kampung Nyalindung, yang berlokasi di perbatasan dua desa, yaitu Desa Pasirsuren dan Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.