BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Aksi perang sarung di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kota Cimahi belakangan ini marak terjadi. Hal ini menjadi perhatian polisi.
Kapolres Cimahi, AKBP Imron Ermawan mengatakan, polisi tak segan memberikan sanksi pidana jika perang sarung memakan korban. Sejauh ini aksi perang sarung berhasil digagalkan polisi.
"Kalau misal pidana akan kami proses, terutama kalau terjadi korban, karena tawuran ini sudah ada niat untuk melukai dan sudah ada niat melakukan pidana," kata Imron saat ditemui, Senin (11/4/2022).
Baca juga: Kegiatan Perang Sarung di Balikpapan Jadi Perhatian, Kapolresta : Sarungnya Diisi Batu
Imron menjelaskan, adanya niat melukai terlihat dari benda-benda keras dan tajam seperti batu yang digulung kecil dalam sarung. Bila digunakan untuk perang sarung, benda tersebut bisa melukai lawan.
Selain membahayakan orang lain, benda keras tersebut bisa melukai diri sendiri dan masyarakat sekitar. Untuk itu ia meminta pelaku menjaga kesucian bulan Ramadhan ini.
"Rata-rata yang perang sarung ini anak-anak masih kecil tapi membahayakan dan bisa menjadi pidana. Karena perang sarung ini tidak kosong, sarung yang diisi batu-batuan dan senjata tajam lainnya," kata Imron.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya mengintruksikan peningkatan patroli.
"Kami sudah perintahkan kepada kapolsek jajaran dan Sabhara untuk melaksanakan patroli, ditingkatkan lebih intensif khususnya setelah buka puasa sampai menjelang sahur," ucapnya.
Baca juga: Perang Sarung Meresahkan di Tanjungpinang, 32 Remaja Diamankan Polisi
Seperti diketahui, aksi perang sarung terjadi pada 8 April 2022 di tiga desa. Yakni Desa Mandalawangi, Mandalasari, dan Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, KBB. Saat itu polisi langsung membubarkan aksi tersebut.
Perang sarung juga terjadi di daerah Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Minggu (10/4/2022) dini hari.
Bahkan, satu orang remaja jadi korban salah sasaran warga yang emosi hingga terluka setelah dibogem oleh pedagang.
"Pas kami datang langsung dibubarkan. Kalau untuk korban sampai saat ini belum ada yang lapor," ujar Imron.
Pada mulanya, aksi perang sarung tidak jadi soal. Namun belakangan, aksi ini cukup membuat resah masyarakat karena membahayakan. (Bagus Puji Panuntun)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.