Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Abdul Latip Tersangka Penganiayaan Ade Armando, Bukan Mahasiswa, Sehari-hari Penggembala Domba

Kompas.com - 14/04/2022, 18:48 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Abdul Latip (25) warga Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi diduga menjadi pelaku penganiayaan Ade Armando saat demo di Jakarta pada Senin (11/4/2022).

Wajah Latip tertangkap kamera saat memukul Ade Armando.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai penggembala kambing itu ditangkap polisi di wilayah di Pelabuhan Ratu.

"Posisinya bukan mahasiswa, sehar-hari pengangguran," kata Camat Tegalbuleud Antono, Rabu (13/4/2022).

Baca juga: Abdul Latip, Pria Beralmamater yang Keroyok Ade Armando, Ditangkap di Sukabumi

Antono mengatakan pendidikan formal Latip sampai tingkat SD. Lalu ia ikut Paket B untuk pendidikan SMP.

"Sempat mondok di pesantren di Kecamatan Kalibunder," katanya.

Latip pernah menikah, namun ia bercerai dan tinggal di kawasan Tegalbuleut, Sukabumi.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua RT 07, Yuyu. Ia mengatakan Abdul Latip lama tinggal di pesantren setelah keluar sekolah dasar.

Selepas di pesantren ia sempat menikah selama setahun, namun pernikahannya kandas.

Baca juga: Pengembala Kambing Asal Sukabumi Diduga Datang ke Jakarta lalu Ikut Keroyok Ade Armando, Kini Diburu Polisi

Setelah cerai dengan sang istri, Abdul Latip berkegiatan sehari-hari membantu kedua orangtua menggembala domba.

Menurutnya, sosok Abdul Latip di mata warga sekitar tidak pernah bermasalah dan hidup biasa membantu kedua orang tuanya.

"Dulunya mesantren, biasa membantu orangtuanya, ngarit (mencari rumput) menyadap gula, suka bikin gula kan orang tuanya," kata Yuyu, Rabu (13/4/2022).

"Biasa-biasa orangnya di sini gak ada yang aneh, kan dulunya dia di pondok, dari keluar kelas 6 itu di pondok, keluar di pondok punya istri, 10 tahun di pondoknya, cerai sama istrinya, tinggal di sini sama orang tuanya," tambah dia.

Baca juga: Abdul Latip, Satu Tersangka Pengeroyok Ade Armando Diburu Polisi ke Sukabumi

Yuyu kembali menegaskan, anak dari Ajidin (60) dan Aminah (55) itu di mata warga terlihat biasa saja.

"Iya biasa suka ngarit, orangtuanya menyadap gula," pungkas Yuyu.

Sebelum kejadian tersebut, Latip izin kepada orang tuanya untuk menemui teman di Surade.

Namun, ia tak bercerita akan berangkat demo ke Jakarta. Saat pamit ke Surade, Latip diberi bekal uang Rp 30.000 oleh sang ibu.

 

Orangtua terus mennagis

Ilustrasi penangkapan.Shutterstock Ilustrasi penangkapan.
Kasi Trantib Kecamatan Tegalbuleud, Denda Sudenda mengatakan ia sempat mendatangi rumah orangtua Latip dan menunjukkan foto serta video Abdul Latif di Gedung DPR RI sedang menganiaya Ade Armando.

Saat melihat foto dan video itu, orangtua Abdul Latip menangis.

"Ibunya terus-terusan menangis karena anaknya sampai kemarin belum pulang sudah seminggu," tutur Denda.

Foto dan video Abdul Latip ternyata sudah menyebar sampai ke ponsel warga di kampung itu sebelum Denda tiba menemui orangtua.

Baca juga: Ditangkap, Pria Beralmamater yang Keroyok Ade Armando Sehari-hari Menggembala Domba

"Bapak dan ibunya mengakui bila anak bungsunya pergi dari rumah Minggu pekan lalu, sampai kemarin belum pulang," katanya.

Seminggu yang lalu, ia minta uang ke orangtuanya dengan alasan mau berangkat ke Jakarta bersama temannya.

Oleh orangtuanya yang sehari-hari bekerja penyadap kelapa hanya dibekali uang Rp 30.000.

"Minggu berangkat pagi, sampai saat ini lebih dari seminggu belum pulang juga. Saat saya berkunjung ke rumahnya, ibunya menangis terus ingin anaknya pulang," sambung Denda.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Budiyanto | Editor : Khairina), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com