BANDUNG, KOMPAS,com - Sidang lanjutan dugaan penyebaran berita bohong dengan terdakwa Bahar bin Smith kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022).
Dalam sidang yang beragendakan putusan sela ini, majelis hakim menolak eksepsi atau keberatan kuasa hukum Bahar bin Smith.
"Mengadili, satu menyatakan menolak keberatan terdakwa Habib Bahar untuk seluruhnya," kata Ketua Majelis Hakim Dodong saat membacakan putusan sela.
Baca juga: Sebelum Sidang Berakhir, Hakim Lontarkan Pujian karena Bahar bin Smith Kerap Ceramah di Tahanan
Hakim berpendapat bahwa PN Bandung berwenang memeriksa dan mengadili terdakwa Habib Bahar, hakim pun memerintah pidana umum melakukan pemeriksaan perkara.
Menurut Dodong, eksepsi kuasa hukum terhadap dakwaan tidak memuat fakta tentang keonaran.
Oleh karena itu, hakim berpendapat kasus ini perlu dibuktikan dalam persidangan untuk mengetahui duduk perkara, serta peran terdakwa seperti apa, serta untuk mengetahui apakah hal itu masuk dalam perkara atau tidak.
Usai persidangan, Bahar bin Smith mengaku bersyukur eksepsi kuasa hukum ditolak hakim.
Ia meyakini bahwa dirinya bisa membuktikan tidak menyebarkan berita bohong terkait Habib Rizieq yang dipenjara dan kematian enam laskar FPI.
"Saya bersyukur kepada Allah atas putusan sela hakim bahwasannya putusan sela-nya eksepsi saya ditolak. Kenapa? Karena sidang bisa berjalan saya bersyukur," ucap Bahar.
Baca juga: Usai Sidang, Tba-tiba Bahar bin Smith Singgung Soal Istrinya: Hati Saya Hanya untuk Istri
"Nantinya saya akan membuktikan bahwasannya apa yang saya sampaikan Habib Rizieq dipenjara karena Maulid itu benar adanya. Dan bahwasanya 6 laskar yang dibantai dengan keji di km 50 benar adanya dan akan saya buktikan di persidangan," tambahnya.
Sidang ini akan kembali digelar pada 10 Mei mendatang atau setelah Lebaran 2022.
Seperti diketahui, Jaksa mendakwa Bahar bin Smith menyebarkan berita bohong serta menilai perbuatannya melanggar pasal 14 ayat 1 UU RI Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan pertama.
Serta Pasal 15 ayat 1 UU RI nomor 1 tahun 1947 tentang peraturan hukum pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Bahar juga dianggap melanggar sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45A ayat (2) UU RI nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI nomor 11 tahun 2008 tentang ITE Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan kedua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.