BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Sudah lima hari Kawasan Wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), diserbu wisatawan. Setiap harinya, ribuan kendaraan wisata tumplak di jalur wisata.
Puluhan personel dari kepolisian diterjunkan untuk mengatur kepadatan kendaraan. Rekayasa lalu lintas satu jalur atau one way pun diberlakukan berulang kali.
Di tengah pemberlakuan rekayasa lalu lintas, baik roda dua maupun roda empat harus mengalah demi kelancaran arus. Klakson kendaraan sahut menyahut meminta polisi segera membuka jalur.
Baca juga: Kawasan Wisata Lembang Mulai Lengang, Polisi Tetap Berlakukan One Way
Di tengah barisan kendaraan roda dua, raut wajah resah tampak dari balik kaca helm Dindin (45). Pengemudi ojek online ini tampak sedang buru-buru mengantarkan pesanan pelanggannya.
Di tengah kepadatan, kepada Kompas.com, Dindin mengaku tengah menerima pesanan makanan dari pelanggannya.
Keringat dingin bercampur debu jalanan menambah keresahan dan harap-harap cemas khawatir pesanannya dibatalkan pelanggan lantaran terlalu lama.
"Saya lagi perjalanan mau ambil makanan di dekat Grand Hotel Lembang terus diantar ke Farm House, tapi terjebak one way di Simpang Beatrix," ungkap Dindin saat mengantre di Simpang Beatrix, Lembang, Jumat (6/5/2022).
Rupanya, bukan kali ini saja Dindin terjebak macet saat rekayasa lalu lintas di Lembang. Semenjak Lembang diserbu wisatawan, Dindin sudah tiga kali terjebak rekayasa one way.
"Ya lumayan terhambat (perjalanannya), tapi mau bagaimana lagi, kita ya hanya bisa ikut aturan saja," kata Dindin.
Satu hal yang ia takutkan dari keterlambatan, Dindin khawatir kustomernya kecewa atas pelayanan yang dia berikan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.