Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Crazy Rich" Joko Suranto Bangun Jalan di Cicalengka dan 336 Pesantren di Priangan Timur

Kompas.com, 18 Mei 2022, 18:45 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Joko Suranto, crazy rich asal Gerobogan yang sempat viral karena membangun jalan di kampung halamannya ternyata juga pernah membangun jalan di wilayah Kabupaten Bandung.

"Betul, jadi jalan tersebut menghubungkan Desa Nagrog dan Desa Narawita, Kecamatan Cicalengka. (Pembangunan itu) sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu, prosesnya 1,5 bulan," kata Joko ditemui Kompas.com di kantornya, Rabu (18/5/2022).

Pembangunan jalan di Cicalengka bermula saat Joko kerap melintasi daerah tersebut.

Dia mengatakan, saat itu jalan yang menghubungkan Desa Nagrog dan Desa Narawita dalam kondisi rusak.

Baca juga: Crazy Rich Asal Grobogan Joko Suranto Temui Gibran di Solo: Beliau adalah Wali Kota Masa Depan

Dari sinilah, Joko kemudian meminta persetujuan masyarakat untuk memulai proses pembangunan jalan.

"Poinnya ketika kita ke sana, kok ini (jalan) rusak banget. (Saya) sering bolak balik lewat jalan itu, supaya nyaman, kemudian kita sosialisasikan kepada masyarakat, bahkan masyarakat juga meminta, ya sudah kita kerjakan saja (pembangunan jalan)," ujarnya.

Pembangunan jalan sepanjang 800 meter di wilayah Kecamatan Cicalengka itu menelan anggaran lebih dari Rp 1 miliar.

"Waktu itu, (keluar biaya) sekitar Rp 1 M lebih dikit. Soalnya kalau dikerjakan sendiri itu, orang-orang kita tidak dihitung sebagai tenaga," ungkap Joko.

"Lebar jalannya tidak bisa dipastikan 4,5 meter semua. Ada yang lebarnya lebih dari 4,5 meter, ada yang mengecil, karena menyesuaikan jalan di daerah tersebut."

Tujuannya membangun jalan tersebut bukan hanya untuk segi kenyamanan saja. Dia juga berharap pembangunan jalan rusak itu dapat meminimalisir kecelakaan dan memperlancar proses ekonomi.

Lebih dari itu, ia menuturkan pembangunan jalan tersebut bisa mempermudah aktivitas warga saat menjalankan proses ibadah.

"Iya pastinya ketika ada infrastruktur jalan itu bisa bagus, itu kan pasti menimbulkan efek banyak. Orang di situ nyaman menggunakan, menghindari juga ketidaknyamanan atau kecelakaan, bisa menumbuhkan ekonomi di situ, kemudian juga memberikan akses yang lebih baik buat siapapun yang punya wilayah di situ ataupun aktivitas keagamaan ataupun ekonomi," tambahnya.

3-4 tahun lalu, crazy rich asal Gerobogan Joko Suranto juga pernah membangun jalan yang menghubungan Desa Nagrog dan Desa Narawita, di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Tak hanya itu, ia juga mengaku membangun pesantren di Priangan Timur.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah 3-4 tahun lalu, crazy rich asal Gerobogan Joko Suranto juga pernah membangun jalan yang menghubungan Desa Nagrog dan Desa Narawita, di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Tak hanya itu, ia juga mengaku membangun pesantren di Priangan Timur.

"Kalau kita dorong untuk memberikan akses kan kita tidak pernah membatasi siapapun pengguna selanjutnya. Orang beragama apapun boleh, usia berapapun boleh, bahkan orang buta pun boleh," sambungnya.

Diakuinya, dalam proses pembangunan jalan di Cicalengka tidak semulus yang dibayangkan. Ia menyebut mesti ada kesadaran dan kesabaran.

"Tantangannya bangun jalan itu harus ada bagi hasil sana sini. Ada yang terganggu karena ditutup dulu sekian lama, dan sebagainya. Itu kan butuh kesadaran, butuh menyadarkan, bahkan butuh kesabaran juga," beber dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau