BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran menyebut 127 ekor sapi terkonfirmasi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Jumlah tersebut menyebar di empat Kecamatan, seperti Kecamatan Kertasari, Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Pasir Jambu, dan Kecamatan Ciwidey.
"Mayoritas itu yang terkonfirmasi kena PMK itu sapi, kerbau sedikit dan belum ada temuan, kalau domba masih relatif," katanya dihubungi Kompas.com, Selasa (24/5/2022).
Baca juga: Hampir Seribu Ternak Terpapar, Garut Tetapkan KLB PMK, Penanganan Akan Libatkan TNI-Polri
Tisna menambahkan, sapi lebih rentan dibandingkan domba, lantaran domba memiliki imun yang lebih kuat.
Selain itu, domba, kata dia, kerap diberikan pakan jamu-jamuan seperti pake telur, kunyit, dan asem jawa.
"Tujuannya meningkatkan stamina, jadi saya sarankan pake itu saja untuk mempercepat penyembuhan," tutur dia.
Kendati begitu, pihaknya memberikan berbagai pilihan bagi para peternak untuk mengobati hewan ternaknya dari PMK.
"Ada beberapa pilihan yang diberikan kepada pemilik, ini kan kayak Covid-19 jadi vaksinnya belum ada, yang ada antibiotik sama vitamin kita suntik. Petani juga diminta untuk memberikan makanan tambahan lain, kunyit, rebus daun salam, itu organik aman," terangnya.
Baca juga: PMK Menyebar di 13 Daerah di Sumbar, 601 Sapi Terjangkit, Padang Pariaman Terbanyak
Antisipasi menyebar ke berbagai tempat, pihaknya telah melarang masuknya pendistribusian hewan ternak selain dari wilayah Kabupaten Bandung.
"Kami melarang distribusi dari luar kabupaten Bandung, di isolasi. Sesuai edaran surat Bupati. Kalau sudah dikirim, kita langsung isolasi, kalau gejala awal kelihatan di bibir lidah, Sapi lesu, itu patut di duga," kata Tisna.
Menghadapi Idul Adha, pihaknya mengklaim tak akan kekurangan stok sapi potong. Saat ini stok sapi di Kabupaten Bandung tersedia 32 ribu ekor.
"Kalau Kabupaten Bandung itu sentra, bukan hanya sapi perah (susu) tapi sapi potong, seperti PT Kadila misalnya itu ada existing ada 9000 ekor, untuk kuban mereka sediakan 2500 ekor, pemotongan daging dia siap 7000 ekor, jadi nanti kalau kurang untuk kurban yang pemotongan daging bisa untuk kurban," kata Tisna.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan memperketat pemeriksaan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
"Kami periksa terus, terutama yang dari luar, antisipasi apapun akan kami lakukan," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.