Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Bandung Lautan Api: Kronologi dan Penyebab

Kompas.com - 30/05/2022, 10:57 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Perjuangan mempertahankan kemerdekaan pasca Proklamasi 1945 empat menemui masa-masa sulit, salah satunya dengan adanya peristiwa Bandung Lautan Api.

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946, di mana penduduk Kota Bandung membakar rumah-rumah mereka untuk kemudian mengungsi ke arah selatan Bandung.

Baca juga: Mohammad Toha, Tokoh Penting Peristiwa Bandung Lautan Api

Strategi ini merupakan jalan terakhir yang ditempuh oleh TRI (Tentara Republik Indonesia) setelah melihat tidak seimbangnya kekuatan pasukan untuk melawan penjajah.

Baca juga: Mengenang Peristiwa Bandung Lautan Api, Bagaimana Sejarahnya?

Kronologi lengkap peristiwa Bandung Lautan Api masih terus dikenang hingga saat ini sebagai bagian dari sejarah, salah satunya melalui lagu “Halo Halo Bandung” karya Ismail Marzuki.

Baca juga: Sejarah Bandung Lautan Api, Kekecewaan Pejuang dan Politik Bumi Hangus Jepang

Kronologi peristiwa Bandung Lautan Api

Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia VI (2008) karya Djanoed Poesponegoro, Marwati dan Nugroho Notosusanto, melalui laman Kemdikbud, peristiwa Bandung Lautan Api diawali dengan kedatangan pasukan sekutu yang dipimpin Brigade MacDonald pada 12 Oktober 1945.

Brigade MacDonald kemudian mengeluarkan ultimatum yang meminta seluruh senjata milik penduduk, kecuali milik TKR diserahkan kepada Sekutu.

Kondisi diperparah dengan bebasnya orang Belanda dari kamp tahanan yang mengacaukan keamanan.

Akhirnya pada 24 November 1945 malam TKR dan pejuang lainnya menyerang markas-markas Sekutu di Bandung bagian utara, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger.

Tiga hari berselang MacDonald menyampaikan ultimatumnya kepada Gubernur Jawa Barat agar segera mengosongkan wilayah Bandung Utara selambat–lambatnya tanggal 29 November 1945 pukul 12.00.

Ultimatum pertama membagi Bandung menjadi dua, Bandung utara sebagai tempat kekuasaan sekutu dan Bandung selatan yang masih dikuasai pemerintah RI.

Setelah ultimatum tersebut, pertempuran pun terjadi secara sporadis di berbagai daerah.

Sekutu yang mulai terdesak kembali mengeluarkan ultimatum kedua pada tanggal 23 Maret 1946.

Kemudian, Sekutu melayangkan ultimatum kepada Perdana Menteri Syahrir agar selambat-lambatnya pada tanggal 24 Maret 1946 pukul 24.00 pasukan Indonesia sudah meninggalkan Bandung Selatan sejauh 10 sampai 11 kilometer dari pusat kota.

Syahrir kemudian menugaskan Syafruddin Prawiranegara dan Jenderal Mayor Didi Kartasasmita ke Bandung.

Baik Jenderal Mayor Nasution maupun aparat pemerintah memutuskan menolak ultimatum dan meminta batas waktu diperpanjang, namun kembali ditolak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Bandung
Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Bandung
Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat 'Game Online', Pria asal Sumut Ditangkap

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat "Game Online", Pria asal Sumut Ditangkap

Bandung
Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Bandung
Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Bandung
Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Bandung
Berawal dari Notifikasi 'Sayang', Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Berawal dari Notifikasi "Sayang", Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com