Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi PMK yang Kian Masif, Pemkab Cirebon Berencana Gunakan Anggaran BTT

Kompas.com - 10/06/2022, 16:15 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merencanakan penggunaan anggaran dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk menangani penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kian massif, Jumat (10/6/2022).

Anggaran itu rencananya akan digunakan untuk pembelian obat-obatan, antibiotik, anti demam, dan vitamin.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas mengungkapkan, tim pelaksana di lapangan menyampaikan kekurangan obat-obatan untuk menangani penyebaran PMK yang kian massif.

Baca juga: Menyebar Masif, Dalam 3 Minggu 702 Sapi dan 46 Kerbau di Cirebon Positif PMK

 

Sebab obat-obatan yang ada sekarang hanya cukup untuk beberapa hewan saja.

“Rencana Pemerintah Daerah akan menurunkan dana BTT, Belanja Tidak Terduga. Mudah-mudahan tidak dalam waktu lama kita punya anggaran dari BTT untuk menangani masalah PMK ini,” kata Asep kepada Kompas.com saat ditemui di kantor dinas, Kamis (9/6/2022).

Sementara itu, sambung Asep, tim lapangan terus bergerak menggunakan ketersediaan obat-obatan yang ada.

Petugas memprioritaskan pengobatan berupa penyuntikan obat-obatan kepada hewan yang terinfeksi PMK dengan indikator cukup serius, antara lain mulut melepuh, hidung luka-luka, dan juga kuku kaki yang luka berat.

Baca juga: Detik-detik Jenazah Eril Anak Ridwan Kamil Ditemukan...

Penyuntikan ini dilakukan agar hewan dengan kondisi tersebut dapat tertolong. Sehingga harapannya, dapat meningkatkan imun tubuh dan memulihkan kondisi kesehatan tubuhnya sendiri.

Apabila kondisi yang cukup parah tersebut didiamkan, kondisi hewan PMK cepat atau lambat akan mati.

Pihaknya juga akan memberikan penanganan kepada sapi dan juga kerbau yang masih sehat.

Ini dimaksudkan sebagai antisipasi dan membangun antibodi yang baik lantaran di sekelilingnya banyak hewan terinfeksi PMK.

Asep belum menganggarkan jumlah total BTT yang akan diajukan. Pasalnya hingga kini Dinas Pertanian masih berkoordinasi dengan banyak pihak.

Baca juga: Insiden King Kobra 2 Meter Keluar dari Bungkus Paket di Cirebon, Exalos Indonesia Duga Ada Unsur Kelalaian

 

Veteriner yang juga menjabat Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Encus Suswaningsih menambahkan, anggaran regular untuk pembelian obat dan penanganan lainnya hanya Rp 37 juta per tahun.

Nilai itu juga sudah diserap untuk kegiatan regular, pengobatan rutin, dan lainnya.

“Dengan keterbatasan (dana) yang dimiliki, obat-obatan terbatas, dan anggaran yang terbatas, kami berusaha maksimal. Kami sudah menghubungi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan alhamdulillah sudah dikirim,” kata Encus kepada Kompas.com di tempat yang sama.

Teman-teman pusat kesehatan hewan yang tersebar di tiga bagian yakni UPTD Puskewan Cirebon Timur, Cirebon Tengah, dan Cirebon Barat, menyampaikan hal serupa, yakni minimnya obat-obatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bandung
Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Bandung
Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Bandung
Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Bandung
Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Bandung
Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Bandung
Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Bandung
Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Komplotan Penyelewengan Elpiji Subsidi Ditangkap, Keuntungan Rp 592 Juta

Komplotan Penyelewengan Elpiji Subsidi Ditangkap, Keuntungan Rp 592 Juta

Bandung
Peminat UTBK ITB 2024 Turun Dibanding Tahun Lalu

Peminat UTBK ITB 2024 Turun Dibanding Tahun Lalu

Bandung
Menengok 3 Lokasi Pembunuhan Vina Usai 8 Tahun Berlalu

Menengok 3 Lokasi Pembunuhan Vina Usai 8 Tahun Berlalu

Bandung
Pemkot Bandung Terapkan Teknologi Pengelolaan Sampah RDF di 4 TPST

Pemkot Bandung Terapkan Teknologi Pengelolaan Sampah RDF di 4 TPST

Bandung
Minta Dibunuh, Pria Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Sodorkan Uang Rp 300.000 ke Warga

Minta Dibunuh, Pria Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Sodorkan Uang Rp 300.000 ke Warga

Bandung
Pemkot Bandung Terapkan Jumat Bebas Kendaraan Bermotor Mulai 17 Mei

Pemkot Bandung Terapkan Jumat Bebas Kendaraan Bermotor Mulai 17 Mei

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com