Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JAWA BARAT] 2 Bobotoh Meninggal di Stadion GBLA | Hampir Seribu Ternak di Cirebon Terjangkit PMK

Kompas.com, 19 Juni 2022, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Berikut berita populer Jawa Barat pada Sabtu (18/6/2022):

1. Dua bobotoh meninggal di stadion GBLA

Dua anggota Bobotoh meninggal akibat insiden desak-desakan di pintu masuk Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) saat laga Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya, Jumat (17/6/2022).

Diduga mereka meninggal karena terinjak penonton lainnya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Komisaris Besar Ibrahim Tompo menjelaskan insiden terjadi saat pertandingan sudah memasuki babak kedua.

Stadion GBLA memiliki kapasitas 15.000 orang. Namun, massa di luar stadion membeludak antara 40.000 hingga 45.000 orang.

Saat pertandingan babak kedua bergulir, penonton di luar stadion memaksa masuk melalui pintu S dan V. Mereka berdesakan hingga menjebol pintu.

"Kondisi penonton yang tidak mempunyai tiket memaksakan untuk masuk dan menjebol pintu, saat bergerombol dan berdesakan tersebut, ada seseorang yang digotong oleh beberapa penonton lain keluar kerumunan dalam keadaan lemas," kata Ibrahim saat dikonfirmasi.

Baca juga: Kronologi Insiden Maut di Stadion GBLA, 2 Bobotoh Meninggal, Polisi Sebut karena Berdesakan di Pintu Masuk

2. Ada 976 sapi di Cianjur suspek PMK

Ilustrasi sapi terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) diisolasi.SHUTTERSTOCK/Wulandari Wulandari Ilustrasi sapi terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) diisolasi.
Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan (DPKHP) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat sebanyak 976 ekor sapi menjadi suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Dari jumlah tersebut, 433 ekor dinyatakan positif terpapar. Sementara sisanya masih dalam pemantauan dan penanganan tim kesehatan hewan.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas PKHP Cianjur, Ade Dadang Kusmayadi menyebutkan, sapi-sapi yang terpapar itu berasal dari 19 sentra peternak yang tersebar di 12 wilayah kecamatan.

“Untuk yang suspek didominasi sapi potong, ada 693 ekor, sisanya sapi perah,” kata Ade kepada Kompas.com, Jumat (17/6/2022)

Menurut Ade, kendati angka kasusnya cenderung naik, namun tingkat kesembuhan juga meningkat.

“Dari 433 ekor yang terpapar, 371 ekor dinyatakan sembuh, meski ada beberapa yang mati dan terpaksa dipotong,” ujar Ade.

Baca juga: 976 Ekor Sapi Suspek PMK, Pemkab Cianjur Ungkap Pemicunya

3. Dikeroyok setelah lakukan hal tak senonoh ke perempuan

Ilustrasi garis polisi.SHUTTERSTOCK/Prath Ilustrasi garis polisi.
KK, seorang pria di Garut dikeroyok oleh beberapa orang setelah diduga melakukan hal tak senonoh kepada penghuni kos, seorang perempuan berinisial E.

DH (25), keluarga pemilik kos bercerita jika KK datang ke kamar yang dihuni oleh E. Di kamar tersebut, KK diduga melakukan perbuatan tak menyenangkan.

E tak terima dan meminta pertolongan ke kekasihnya untuk segera datang. Tak lama kemudian, kekasih E datang bersama dua rekannya.

KK sempat diusir tapi dia kembali lagi dengan lima temannya hingga terlibat cekcok.

Ia menjelaskan pelaku dengan lima orang temannya langsung mengeroyok tiga orang korban dengan senjata tajam.

Pelaku kemudian keluar dari kamar dan meninggalkan korban yang tengah bersimbah darah karena sabetan pedang.

"Padahal kalo pelaku tidak datang lagi ke sini, mungkin bakal baik-baik saja, tapi ya mungkin masih dendam," ucap dia dikutip dari Tribun Jabar

4. Hampir seribu ternak di Cirebon terjangkit PMK

Ilustrasi sapiSHUTTERSTOCK/Lucky Sperm Exotic Ilustrasi sapi
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas, mengatakan pada pekan lalu kasus PMK di Kabupaten Cirebon hanya 748 kasus.

Namun saat ini tercatat 899 ekor hewan ternak yakni sapi dan kerbau yang terjangkit PMK.

Dikutip dari Tribun Jabar, ia mengatakan, petugas Puskeswan se-Kabupaten Cirebon juga disiagakan selama 24 jam untuk menangani ratusan ternak yang terjangkit PMK tersebut.

Ia menjelaskan saat ini persediaan obat dan vitamin untuk hewan ternak yang terjangkit PMK menipis, sehingga penanganannya belum maksimal.

Bahkan, pemberian obat ke hewan ternak yang terjangkit PMK juga tergolong seadanya, karena hingga kini anggaran penanganannya belum tersedia

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Agie Permadi, Firman Taufiqurrahman | Editor : Dheri Agriesta, Dita Angga Rusiana), Tribun Jabar

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau