Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batal Dibantu BNPB, Hunian Tetap untuk Korban Bencana Gerakan Tanah di Sukabumi Molor

Kompas.com - 13/07/2022, 14:47 WIB
Budiyanto ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Pembangunan hunian tetap (huntap) bagi penyintas bencana tanak bergerak di Sukabumi, Jawa Barat batal dibantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Rencananya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi akan merelokasi para penyintas bencana tanah bergerak Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung.

Bencana geologi itu terjadi secara sporadis terjadi sejak pertengahan April 2019. Akibatnya 129 rumah porak poranda, ruas jalan provinsi penghubung Kota Sukabumi-Sagaranten terputus dan lahan persawahan amburadul.

Baca juga: Belum Jelas Ditempatkan di Mana, Penyintas Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi Terpaksa Kontrak Rumah

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Wawan Godawan mengungkapkan, batalnya bantuan pembangunan huntap dari BNPB terkendala penyediaan lahan.

"Itu terkendala dengan penyediaan lahan. Di samping (lahan tanahnya) harus milik pemerintah daerah," ungkap Wawan kepada Kompas.com saat meninjau lahan relokasi di Jalan Kota Sukabumi-Sagaranten, "Jalan Baru", Blok Cimenteng, Desa Kertaangsana, Selasa (12/7/2022) sore.

Kemudian, lanjut dia, penyediaan lahan untuk relokasi pembangunan huntap harus mendapatkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.

"Kajian PVMBG harus zona hijau," kata Wawan yang belum setahun menjabat Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi.

Menurut Wawan, pascabencana gerakan tanah, pihak Pemkab Sukabumi sudah mengajukan penyediaan lahan untuk relokasi di lahan perkebunan PT. Pasir Salam.

Namun lahan relokasi baru terealisasi akhir 2021 dengan ditandai penyerahan Surat Pelepasan Hak (SPH) seluas 5 hektar dari PT. Pasir Salam kepada Pemkab Sukabumi melalui Bupati Sukabumi Marwan Hamami pada Desember 2021.

"Pada saat kami mengusulkan untuk mendapatkan bantuan pembangunan huntap pada BNPB ternyata masa transisinya sudah lewat dua tahun," ujar dia.

"Secara relugasi tidak memungkinan dibantu BNPB melalui dana transisi darurat," sambung Wawan.

Solusinya, lanjut dia, pihak Pemkab Sukabumi merencanakan pembangunan huntap bagi penyintas bencana gerakan tanah Kampung Gunungbatu akan dilaksanakan kolaborasi pemerintah daerah dengan stakeholder.

"Kami sedang berupaya berkolaborasi dengan lembaga sosial kemanusiaan dan stakeholder lain. Sudah beberapa kali melakukan pertemuan," kata Wawan.

Menurut dia dari hasil pertemuan dengan lembaga-lembaga sudah menghasilkan beberapa kesepakatan. Saat ini sudah memasuki tahap perencanaan, di antaranya tahapan awal, Pemkab Sukabumi akan menganggarkan pematangan lahan.

"Kami masih sangat terbuka bagi siapapun atau lembaga yang mau membantu atau berdonasi dalam pembangunan huntap ini," ujar Wawan.

Baca juga: 800 Warga Sukabumi Terdampak Bencana Tanah Bergerak, 236 Rumah Rusak

Bosan tinggal di huntara

Sementara itu, para penyintas bencana tanah bergerak Kampung Gunungbatu sangat mengharapkan pembangunan huntap secepatnya. Karena saat ini, kondisi bangunan huntap yang ditempati semakin mengkhawatirkan.

"Sudah bosan tinggal di sini Pak, hampir tiga tahun, tempatnya sempit," ungkap Kokom (54) saat ditemui di Huntara Kampung Ciboregah, Desa Kertaangsana, Selasa petang.

Sebelumnya, lanjut dia, setelah rumahnya rusak terdampak tanah bergerak sempat menghuni di tempat pengungsian lebih empat bulan.

"Sudah lebih tiga tahun tidak punya rumah, kami ingin secepatnya punya rumah lagi," harap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Bandung
Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Bandung
Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Bandung
Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bandung
Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Bandung
Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Bandung
Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Bandung
Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Sadisnya Pelaku Mutilasi di Ciamis, Tenteng Pisau Usai Eksekusi Istri di Jalan Desa

Sadisnya Pelaku Mutilasi di Ciamis, Tenteng Pisau Usai Eksekusi Istri di Jalan Desa

Bandung
Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bandung
7.562 Mahasiswa Bisa Ikut Program Jarvis Kemenperin, Ini Syaratnya

7.562 Mahasiswa Bisa Ikut Program Jarvis Kemenperin, Ini Syaratnya

Bandung
Catat, Ini 16 Lokasi Parkir di Sekitar Braga Free Vehicle

Catat, Ini 16 Lokasi Parkir di Sekitar Braga Free Vehicle

Bandung
Tertangkap, Maling Motor Ditelanjangi lalu Diarak Warga di Cirebon

Tertangkap, Maling Motor Ditelanjangi lalu Diarak Warga di Cirebon

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com