Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debit Air Turun, Pemprov Jabar Selidiki Hilangnya Mata Air di Kawasan Karst Citatah

Kompas.com - 25/08/2022, 14:42 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Hilangnya sumber air di Pegunungan Sanghyang, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bamdung Barat (KBB), Jawa Barat diduga akibat masifnya eksploitasi kawasan Karst Citatah.

Dari tahun ke tahun, masyarakat di Desa Cipatat dan Desa Ciptaharja merasakan betul berkurangnya debit air semenjak aktivitas penambangan di kawasan tersebut berjalan secara masif.

Menanggapi hal itu, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat bakal turun untuk melakukan kajian terkait penyebab hilangnya sumber air di Pegunungan Sanghyang.

Baca juga: Ganasnya penambangan Karst dan Hilangnya Mata Air Pegunungan Sanghyang

Kepala Dinas ESDM Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, pihaknya tidak bisa terburu-buru menyimpulkan bahwa penambangan menjadi satu-satunya penyebab kekeringan.

"Hari ini petugas dari (ESDM) cabang Bandung melakukan peninjauan lapangan untuk melakukan verifikasi dan validasi," ungkap Ai saat ditemui di kantornya, Kamis (25/8/2022).

Secara peta geologi, Pegunungan Sanghyang masuk dalam peta Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Citatah, di mana aktivitas tambang berskala besar di perbukitan itu berjalan hingga bertahun-tahun.

Namun demikian, menurut Ai, Dinas ESDM tidak bisa menarik kesimpulan hanya dari satu sudut pandang bahwa kekeringan yang terjadi hanya disebabkan oleh aktivitas tambang karst.

Sebab, kawasan karst memiliki karakteristik tersendiri yang memungkinkan terjadi fenomena alam lain seperti pelarutan hingga membentuk sungai-sungai bawah tanah.

"Mungkin bisa jadi mata air ini menyusut karena beberapa faktor, misalnya perubahan iklim dan pelarutan. Memang ada lah efek dari aktivitas (tambang) itu, tapi kita harus lihat kajiannya," jelas Ai.

Untuk itu, Dinas ESDM musti melakukan validasi ke Pegunungan Sanghyang demi memastikan penyebab kekeringan air.

"Jadi harus dilihat dulu permasalahannya dari mana. Termasuk cek betul gak ada mata air yang dulu ada sekarang kering dan kenapa dia bisa jadi kering, memang harus betul-betul dicek," paparnya.

Aktivitas pertambangan di kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat.KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun Aktivitas pertambangan di kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat.

Sebelumnya, Jeje (50) warga Kampung Sirnagalih, Desa Ciptaharja mengungkapkan, kekeringan di kawasan itu mencapai puncak pada kemarau tahun ini.

Jauh sebelum masifnya penambangan, mata air dan sungai yang berhulu di Gunung Sanghyang ini sering dimanfaatkan untuk kebutuhan air minum serta pemgairan lahan pertanian oleh ratusan warga di dua desa yakni Desa Cipatat dan Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat.

"Memang setiap tahun debit air sungai dan mata air terus merosot. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana (kondisi) 10 tahun ke depan, kalau tambang terus masif di puncak gunung," ungkap Jeje saat ditemui beberapa hari lalu.

Sedikitnya terdapat 5 mata air besar yang berada di kawasan Gunung Sanghyang dan Leuweung Hideung. 5 mata air besar itu meliputi mata air Cipaneguh, mata air Pasir Sepat, mata air Cisaladah, mata air Ciketung, dan mata air Cijawer.

Baca juga: Belum Merdeka dari penambangan, Bendera Merah Putih Raksasa Dikibarkan di Tebing Karst Bandung Barat

5 mata air besar itu dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan minum dan pertanian di kampung Pojok, kampung Cijuhung, kampung Sirnagalih, kampung Cibarengkok, kampung Lapingsari dan kampung Gunung Batu Desa Ciptaharja.

Sebagian lain, warga Desa Cipatat juga memanfaatkan air yang bersumber dari Gunung Sanghyang.

"Lihat saja sungai-sungai dari mata air ini sekarang kecil sekali. Sawah yang semula normal panen, kini menjadi pola pertanian tadah hujan," jelas Jeje.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Bandung
Sebulan Dirawat di RSHS, Pasien Asal Bekasi Tak Juga Dijemput

Sebulan Dirawat di RSHS, Pasien Asal Bekasi Tak Juga Dijemput

Bandung
Fakta di Balik Tragedi 3 ABK Tewas di Palka Kapal Aji Citra Samodra, Cirebon

Fakta di Balik Tragedi 3 ABK Tewas di Palka Kapal Aji Citra Samodra, Cirebon

Bandung
Angin Puting Beliung Landa Kecamatan Cimaung, 30an Rumah Terdampak

Angin Puting Beliung Landa Kecamatan Cimaung, 30an Rumah Terdampak

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com