Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Adat Cireundeu: Lokasi, Daya Tarik, dan Rute

Kompas.com - 23/09/2022, 16:40 WIB
Dini Daniswari

Editor

Tradisi Kampung Adat Cireundeu itu terkait dengan ungkapan leluhur Teu Boga Sawah Asal Boga Pare, Teu Boga Pare Asal Boga Beas, Teu Boga beas Asal Bisa Nyangu, Teu Nyangu Asal Dahar, Teu Dahar Asal Kuat.

Dalam bahasa Indonesia, kalimat itu diterjemahkan menjadi tidak punya sawah asal punya beras, tidak punya beras asal dapat menanak nasi, tidak punya nasi asal makan, tidak makan asal kuat.

Baca juga: Bukit Tuwit Manggarai Timur, NTT, Mistisnya Kampung Adat Masa Lalu

Tujuan puasa itu adalah mendapatkan kemerdekaan lahir dan batin, termasuk untuk menguji keimanan seseorang dan sebagai pengingat kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai ganti konsumsi nasi, yaitu mengkonsumsi rasi atau beras singkong. Masyarakat Kampung Adat Cireundeu telah mengkonsumsi singkong selama kurang lebih 98 tahun.

Kebiasaan mengkonsumsi rasi juga dilatarbelakangi kondisi sawah pernah mengering sekitar tahun 1918. Para leluhur menyarankan untuk menanam ketela.

Akhinya pada tahun 1924 masyarakat Cireundeu mulai mengkonsumsi ketela hingga saat ini. Singkong juga diolah menjadi berbagai camilan, seperti opak, simping, cireng, maupun berbagi makanan lainnya.

Konsistensi masyarakat adat mengkonsumsi rasi sebagai makanan pokok membuat mereka tidak pernah menkonsumsi beras, hal ini untuk melestarian pesan sesepuh.

Di sisi lain, masyarakat Cireundeu merupakan masyarakat yang terbuka dengan masyarakat luar, namun mereka tidak suka merantau atau berpisah dengan orang-orang sekerabat.

Masyarakat Cireundeu senang bergotong royong. Dalam berbagai hal, mereka saling membantu.

Kehidupan masarakat Cireundeu memiliki pola pemukiman menghadap ke timur untuk mendapatkan sinar matahari.

Baca juga: Kampung Adat Bena, Perkampungan Megalitikum di Ngada NTT

Rute Kampung Adat Cireundeu

Jarak tempuh Kampung Adat Cireundeu dari Kota Bandung sekitar 15 kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu jam.

Perjalanan dapat melalui Jalam Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja, Jalan Dr Djunjunan, Tol Pasteur, Gerbang Tol Parteur I, Jalan Raya Leuwigajah, Jalan Kerkof, Jalan Saptadaya, dan Kampung Adat Cireundeu.

Sumber:

cimahikota.go.id danejurnal.ars.ac.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com