Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Bandung Tuding Ada Spekulan di Balik Anjloknya Harga Sayur

Kompas.com, 26 September 2022, 14:53 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Bupati Bandung Dadang Supriatna kesal masih ada pengepul yang berspekulasi harga di tengah proses penyesuaian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Spekulasi tersebut, kata dia, berdampak pada anjloknya harga sayuran di Kabupaten Bandung.

Akibat anjloknya harga, beberapa waktu lalu beberapa petani di Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, mengamuk dan merusak tanamannya.

Baca juga: Jelang Hari Tani Nasional, Petani Sayur di Pangalengan Dicekik Tingginya Harga Pupuk hingga Ancaman Investor Wisata

Aksi tersebut sempat, terekam kamera dan videonya viral di media sosial terutama Facebook.

Saat ini, pihaknya tengah mendorong  Dinas Pertanian (Distan) untuk segera membuat skema dan pola yang menguntungkan serta berpihak pada nasib petani sayuran di Kabupaten Bandung.

"Kemudian, kita harus merubah mindset, kita harus menyiapkan offceker, kadang-kadang pengepul atau bandar ini kerap berspekulasi, saya kira dalam kondisi ini tolong jangan berspekulasi, karena banyak yang dikorbankan," kata Dadang saat ditemui, Senin (26/9/2022).

Tangkapan layar video viral petani meluapkan amarahnya membabat tanaman kobis miliknya akibat harga sayuran anjlokBaktiawan Candheki Tangkapan layar video viral petani meluapkan amarahnya membabat tanaman kobis miliknya akibat harga sayuran anjlok

Adanya dugaan permainan spekulasi harga yang dilakukan oleh pengepul dan bandar, Dadang menyatakan tidak akan tinggal diam.

Baca juga: Video Viral Petani Sayur Pemalang Mengamuk Babat Tanaman Kubisnya gara-gara Harga Anjlok

Dadang juga meminta bantuan jajaran Polresta Bandung agar melakukan tindakan dan langkah-langkah penanggulangan.

"Saya juga minta bantuan Kapolresta Bandung untuk menangani penimbunan dan tindak spekulasi," ungkapnya.

Tanggapan Polresta Bandung

Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo mengatakan siap menindaklanjuti apabila ditemukannya permainan spekulasi harga dan penimbunan, terutama sayuran.

"Tentunya kami akan melaksanakan kegiatan penyelidikan, jangan sampai ada penimbunan spekulan yang melakukan pelanggaran hukum," katanya.

Kusworo menyebutkan, segala bentuk tindakan spekulan dan penimbunan akan dilihat terlebih dahulu, apakah masuk tindak pidana atau hanya pelanggaran administrasi saja.

"Yang jelas kami tidak ingin ada spekulan yang bermain harga, sehingga membuat kesulitan bagi masyarakat," kata dia.

Baca juga: Video Petani di Bandung Rusak Tanaman Sendiri Viral, Kecewa Harga Sayur Anjlok

Kusworo mengungkapkan ada tiga langkah yang akan diupayakan dalam membantu progres yang dilakukan Pemerintah Daerah, yakni preemptive, preventif, dan represif.

"Preemptive-nya kita lakukan kegiatan sosialisasi, kemudian regulasi kita kawal. Preventifnya kita laksanakan kegiatan patroli atau penempatan personel kita di wilayah-wilayah pasar, untuk mendapatkan dan menggali informasi yang terjadi di lapangan, sedangkan represif nya seandainya ada pelanggaran-pelanggaran hukum," kata Kusworo.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau