CIANJUR, KOMPAS.com - Kenaikan harga BBM sejak awal bulan ini semakin dirasakan dampaknya oleh hampir semua kalangan, tak terkecuali perajin sangkar burung di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Mereka kini mengeluhkan harga bahan baku yang melonjak drastis, termasuk biaya transportasi dan distribusi yang ikut terkerek.
Sementara di sisi lain, para perajin mengaku belum berani menaikkan harga jual produk.
Baca juga: Harga BBM Naik, Masih Banyak yang Isi Bensin di SPBU Pertamina karena Alasan Ini...
"Volume produksi menurun hampir setengahnya, 50 persen," kata Ahmad Ridwan (34), perajin sangkar burung asal Kampung Kabandungan Karangtengah, Cianjur, kepada Kompas.com, Selasa (27/9/2022).
Ridwan mengatakan, sebelum ada kenaikan harga BBM, dia bisa memasok satu armada tronton sangkar burung untuk dikirim ke luar kota setiap pekan.
"Itu jumlahnya bisa 700 buah (sangkar burung), untuk kiriman ke Lampung. Belum pasokan ke kota-kota lain, seperti Jabodetabek," ujar dia.
Namun, saat ini Ridwan mengaku permintaan dan pesanan merosot hampir setengahnya, sehingga terpaksa harus memangkas jumlah pegawai.
"Sebelum Covid-19 jumlah pegawai ada seratusan, turun drastis saat pandemi, dan sekarang dikurangi lagi setelah BBM naik, yang tersisa tinggal 30 orang," ujar Ridwan.
Perajin lain, Atang (42) mengaku kendati biaya produksi naik, namun belum berani mengerek harga jual, kendati ditegaskan, pada saatnya nanti pasti ada kenaikan.
"Lagi dihitung-hitung dan dikomunikasikan dengan perajin lain. Karena kan untuk menaikkan harga harus ada kesepakatan dengan yang lain," kata Atang.
Selain itu, para perajin juga tidak ingin gegabah dalam menaikkan harga saat ini mengingat permintaan pasar terhadap sangkar burung sedang menurun.
"Kalau harganya dinaikkan takut makin anjlok lagi pesanan, konsumen bisa pada lari," ujar Atang.
Baca juga: Harga BBM Naik, Pemilik Kapal dan Peternak Ikan di Waduk Saguling Kelimpungan Penghasilan Berkurang
Selama ini, perajin Kampung Kabandungan memproduksi lima jenis sangkar burung, di antaranya barong, kencana, dan mahkota dengan harga bervariasi kisaran Rp 50.000 hingga Rp 100.000.
"Sangkar yang kita buat ini buat Perkutut. Sudah jadi ciri khas di pasaran, sangkar burung dari Kabandungan itu khusus Perkutut," imbuhnya.
Atang menambahkan, mayoritas warga Kampung Kabandungan menekuni usaha kerajinan sangkar burung yang sudah eksis secara turun temurun sejak tahun 1980-an.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.