Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Harga BBM Naik, Perajin Sangkar Burung di Cianjur Kelabakan Biaya Produksi hingga Pangkas Pekerja

Kompas.com - 27/09/2022, 17:17 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Kenaikan harga BBM sejak awal bulan ini semakin dirasakan dampaknya oleh hampir semua kalangan, tak terkecuali perajin sangkar burung di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Mereka kini mengeluhkan harga bahan baku yang melonjak drastis, termasuk biaya transportasi dan distribusi yang ikut terkerek.

Sementara di sisi lain, para perajin mengaku belum berani menaikkan harga jual produk.

Baca juga: Harga BBM Naik, Masih Banyak yang Isi Bensin di SPBU Pertamina karena Alasan Ini...

"Volume produksi menurun hampir setengahnya, 50 persen," kata Ahmad Ridwan (34), perajin sangkar burung asal Kampung Kabandungan Karangtengah, Cianjur, kepada Kompas.com, Selasa (27/9/2022).

Ridwan mengatakan, sebelum ada kenaikan harga BBM, dia bisa memasok satu armada tronton sangkar burung untuk dikirim ke luar kota setiap pekan.

"Itu jumlahnya bisa 700 buah (sangkar burung), untuk kiriman ke Lampung. Belum pasokan ke kota-kota lain, seperti Jabodetabek," ujar dia.

Namun, saat ini Ridwan mengaku permintaan dan pesanan merosot hampir setengahnya, sehingga terpaksa harus memangkas jumlah pegawai.

"Sebelum Covid-19 jumlah pegawai ada seratusan, turun drastis saat pandemi, dan sekarang dikurangi lagi setelah BBM naik, yang tersisa tinggal 30 orang," ujar Ridwan.

Perajin lain, Atang (42) mengaku kendati biaya produksi naik, namun belum berani mengerek harga jual, kendati ditegaskan, pada saatnya nanti pasti ada kenaikan.

"Lagi dihitung-hitung dan dikomunikasikan dengan perajin lain. Karena kan untuk menaikkan harga harus ada kesepakatan dengan yang lain," kata Atang.

Selain itu, para perajin juga tidak ingin gegabah dalam menaikkan harga saat ini mengingat permintaan pasar terhadap sangkar burung sedang menurun.

"Kalau harganya dinaikkan takut makin anjlok lagi pesanan, konsumen bisa pada lari," ujar Atang.

Baca juga: Harga BBM Naik, Pemilik Kapal dan Peternak Ikan di Waduk Saguling Kelimpungan Penghasilan Berkurang

Selama ini, perajin Kampung Kabandungan memproduksi lima jenis sangkar burung, di antaranya barong, kencana, dan mahkota dengan harga bervariasi kisaran Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

"Sangkar yang kita buat ini buat Perkutut. Sudah jadi ciri khas di pasaran, sangkar burung dari Kabandungan itu khusus Perkutut," imbuhnya.

Atang menambahkan, mayoritas warga Kampung Kabandungan menekuni usaha kerajinan sangkar burung yang sudah eksis secara turun temurun sejak tahun 1980-an.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Gudang Logistik RSUD Garut Terbakar, Ruang Cuci Darah Ditutup Sementara

Gudang Logistik RSUD Garut Terbakar, Ruang Cuci Darah Ditutup Sementara

Bandung
Kebakaran Gudang Logistik di RSUD Dr Slamet Garut, 8 Mobil Damkar Dikerahkan

Kebakaran Gudang Logistik di RSUD Dr Slamet Garut, 8 Mobil Damkar Dikerahkan

Bandung
Detik-detik Remaja Tewas Tertabrak Kereta di Indramayu Saat Buat Konten Video

Detik-detik Remaja Tewas Tertabrak Kereta di Indramayu Saat Buat Konten Video

Bandung
Buat Konten Video di Rel Kereta Api, Remaja di Indramayu Tewas Tertabrak KA Barang

Buat Konten Video di Rel Kereta Api, Remaja di Indramayu Tewas Tertabrak KA Barang

Bandung
2 Kades di Kabupaten Bandung Rela Mundur Demi Dukung Pasangan AMIN

2 Kades di Kabupaten Bandung Rela Mundur Demi Dukung Pasangan AMIN

Bandung
Tak Didampingi Cak Imin, Anies Hadiri Apel Akbar Desa Jawa Barat di Jalak Harupat Bandung

Tak Didampingi Cak Imin, Anies Hadiri Apel Akbar Desa Jawa Barat di Jalak Harupat Bandung

Bandung
Diguncang Gempa, Penyintas Bencana di Ciherang Sukabumi Berhamburan Keluar Rumah

Diguncang Gempa, Penyintas Bencana di Ciherang Sukabumi Berhamburan Keluar Rumah

Bandung
Gempa Bumi M 5,1 Guncang Sukabumi, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Bumi M 5,1 Guncang Sukabumi, Tak Berpotensi Tsunami

Bandung
Mencari Penyebab Puluhan Siswa SD Keracunan Usai Jajan Cimin, Diduga dari Bubuk Pedas

Mencari Penyebab Puluhan Siswa SD Keracunan Usai Jajan Cimin, Diduga dari Bubuk Pedas

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 1 Oktober 2023: Siang hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 1 Oktober 2023: Siang hingga Malam Cerah Berawan

Bandung
Cerita Bila Fahira, Gadis Cilik Pencinta Budaya Sunda

Cerita Bila Fahira, Gadis Cilik Pencinta Budaya Sunda

Bandung
Puluhan Murid SD Keracunan di KBB, Dinkes Duga Penyebabnya Bukan Cimin

Puluhan Murid SD Keracunan di KBB, Dinkes Duga Penyebabnya Bukan Cimin

Bandung
Dibantu Donatur, 2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung Akhirnya Dimakamkan

Dibantu Donatur, 2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung Akhirnya Dimakamkan

Bandung
BMKG Prediksi Musim Hujan di Bandung Raya Dimulai pada November 2023

BMKG Prediksi Musim Hujan di Bandung Raya Dimulai pada November 2023

Bandung
Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com