Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Peleburan Logam di Bandung Barat Kembali Beroperasi, Warga Keluhkan Polusi Udara

Kompas.com - 17/10/2022, 18:57 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Warga Kampung Cibingbin RT 03 dan RT 06 RW 04 Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat kembali diresahkan aktivitas pabrik peleburan logam.

PT Alloy Indo Nusantara sebelumnya memiliki catatan hitam karena mencemari udara yang diduga mengandung fly ash bottom ash (Faba) atau debu batu bara.

Pabrik peleburan logam itu dihentikan operasionalnya setelah terbukti menjadi penyebab polusi udara yang berdampak terhadap warga sekitar kampung.

Baca juga: Resah Polusi Udara, Warga Protes Pembangunan Bendungan di Ahuru Ambon

Tidak sedikit warga di kampung tersebut mengalami sesak napas dan beberapa penyakit setelah menghirup asap bercampur debu hitam yang bersumber dari cerobong asap pabrik tersebut selama berbulan-bulan.

Meski sudah mendapat sanksi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berupa penutupan, PT Alloy Indo Nusantara ingkar dari kesepakatan. Pabrik itu kembali beraktivitas dan kembali mengeluarkan asap hitam.

"Kami minta ditutup (lagi) saja lagi dari sekarang. Dia (pabrik) itu kan datang baru, tapi sudah mengganggu kita. Masa kita sudah diganggu hanya diam saja," ujar Deden (31) warga terdampak polusi udara, Senin (17/10/2022).

Deden merasakan betul betapa sulitnya hidup di permukiman yang berada tepat di bawah cerobong asap peleburan logam.

Baca juga: Petani di Bandung Barat Jadi Kurir Narkoba, 1,1 Kg Sabu Diamankan

Ia khawatir jika aktivitas pabrik itu dibiarkan tanpa ada tindakan tegas, masyarakat bisa mengidap penyakit akibat dampak polusi udara yang lebih serius.

"Apalagi saya punya anak dan keluarga, kalau anak sampai bertahun-tahun bagaimana nasib anak cucu kita. Sedangkan itu bahaya polusinya gimana," kata Deden.

Kepala Bidang Tata Kelola DLH KBB, Zamilla Moreta mengatakan, PT Alloy Indo Nusantara sebelumnya sepakat untuk menghentikan sementara aktivitas peleburan logam.

"Mereka sedang melakukan uji coba cerobong asap yang memenuhi standar, tapi warga yang lebih tahu kondisinya. Insya Allah, Kamis nanti kita akan turun," sebut Zamil.

DLH belum bisa memastikan zat yang terkandung dalam kepulan asap yang sebelumnya diduga sisa pembakaran batu bara. Zamil masih menunggu hasil uji lab sampel debu yang mencemari Kampung Cibingbin.

Hasil uji lab itu nantinya akan dijadikan sebagai acuan untuk menetapkan sanksi apa yang hendak dikenakan terhadap pabrik peleburan logam tersebut.

"Lagi nunggu hasil uji lab, biasanya sekitar 14 hari. Mudah-mudahan saja cepat ke luar hasilnya," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com