Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok SAN, Perempuan yang Tipu Ratusan Mahasiswa di Bogor hingga Terjerat Pinjol, Kerap Ribut dengan Keluarga

Kompas.com - 18/11/2022, 10:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Polisi mengamankan SAN (29), seorang perempuan dalam kasus penipuan investasi yang menbuat ratusan mahasiswa di Bogor, Jawa Barat terjerat pinjaman online.

SAN yang memiliki toko online itu pun ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Resor Bogor.

Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin mengatakan SAN tak sendiri dalam menjaring ratusan mahasiswa di Bogor dan pihaknya masih mendalami motif tersangka.

SAN diketahui bukan seorang mahasiswa IPB melainka seorang perempuan yang berprofesi sebagai pedagang elektronik.

Ia diduga kuat dibantu oleh orang lain untuk mengenal para mahasiswa IPB tersebut. SAN menawarkan investasi dengan keuntrungan 10 persen dalam projek.

"Informasinya ada yang membantu namun kami masih melakukan pemeriksaan secara pro justitia. Nanti kami akan meminta keterangan juga terhadap orang-orang yang membantu berjalanannya pengumpulan mahasiswa yang pada akhirnya mereka jadi korban pinjol," ujarnya.

Baca juga: Demi Rating Toko Online, SAN Tipu Ratusan Mahasiswa hingga Terjerat Pinjol

Hal senada juga disampaikan Wakil Rektor (WR) 1 Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB Universty, Drajat Martianto.

"Dia orang luar, dia adalah pengusaha daring, dia punya toko online. Nah, kemudian dengan toko online itulah, dia memanfaatkan situasi untuk menjerat mahasiswa-mahasiswa ini agar bekerja sama dengan yang bersangkutan," terang Drajat.

Menurutnya, motifnya adalah untuk meningkatkan rating toko. Mahasiswa lantas dibujuk meminjam ke pinjol agar bisa membeli produk tersebut dengan janji keuntungan 10 persen.

"Nah, mahasiswa diikat oleh suatu perjanjian. Karena itulah beberapa di antara mereka khawatir," terang Drajat.

Baca juga: Aplikasi Kredit Kredivo Tercatut di Kasus Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol, Manajemen Buka Suara

Freelancer jasa pembuatan ATM

ilustrasi kondisi keuangan sedang kacau atau mengalami defisit. Shutterstock ilustrasi kondisi keuangan sedang kacau atau mengalami defisit.
Salah seorang korban, DG menjelaskan SAN dikenal sebagai freelancer jasa pembuatan ATM

"Perempuan yang jelas. Lalu, lebih tua dari saya, umurnya 29 tahun, dia berjilbab. Terakhir dia kerja freelancer di salah satu bank. Untuk buka jasa buka ATM," kata DG dijumpai di Mako Polresta Bogor Kota dikutip dari Tribunnews Bogor.

DG melanjutkan, dia mengenal DG ini pertama kali lewat adiknya yang juga mengalami nasib serupa dengannya.

"Setahu saya dia bukan mahasiswa IPB. Saya juga bukan IPB dan adik saya bukan IPB. Kenalnya saya dari adik saya yang teman dari SAN ini," tambahnya.

Alhasil, saat ini, DG harus membayar sekitar 6 juta tunggakannya atas koneksinya dengan SAN ini.

Baca juga: SWI: Mahasiswa IPB Bukan Terjerat Pinjol Ilegal, tapi Penipuan Berkedok Toko Online

"Total tagihan saya ada 6 juta, kalau adik saya 20 juta. 6 juta itu saya 7 kali ajukan pinjol. Saya juga diminta belanja barang di toko online dia. Barangnya aksesoris HP," ungkapnya.

Namun, sebelum dirinya melaporkan kepada pihak kepolisian, DG sempat menemui SAN di kediamannya.

Bukannya mendapat jawaban, DG justru mendapat permasalahan baru. SAN yang didatangi olehnya enggan untuk membayar tagihannya itu.

"Karena saya sempat datangi dia tapi tidak ada hasil apa apa. Tagihan tetap menunggak. Sempat kasih waktu 30 hari itu ada perjanjian, tapi setelah itu pelaku tidak ada inisiatif hubungi korban. Kesimpulan kami dia tidak mau bayar tagihan kami," kata dia.

Dirinya pun kini harus rela berhadapan dengan debt colector yang kerap menggangu dirinya. Bahkan, tercatat olehnya, puluhan kali debt collector ini menagih melalui sambungan telepon.

Baca juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Ratusan Mahasiswa IPB Jadi Korban Penipuan hingga Diteror Penagih Pinjol

"Sempat, pernah satu hari 22 kali ditelepon debt colector. Di WA sampai 15 kali tapi alhamdulillah setelah dijelaskan pihak aplikasi mulai kendor nih nagihnya sekarang, mereka juga kooperatif," tambahnya.

Dirinya pun kini terus melengkapi berkas laporan kepada pihak kepolisian dalam hal ini Polresta Bogor Kota.

"Hari ini dalam rangka menambah berkas, ada korban bertambah. Saya kan posting berita soal penipuan via instagram. Terus banyak tuh yg DM yang juga ngaku ketipu sama pelaku. Akhirnya kita kumpulin semua, sekarang ada 333 orang. Itu sudah termasuk yang di IPB juga," tandasnya.

 

Sering ribut dengan keluarga

Ilustrasi penipuanJohn Noonan Ilustrasi penipuan
Sosok SAN pun terungkap pernah bertempat tinggal di kontrakan wilayah Tegak Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Di gang sempit diantara rumah warga, SAN dan keluarganya pernah mengontrak di wilayah itu. Namun, saat ini SAN sudah pindah ke wilayah Ciomas Bogor.

Ketua RT setempat, Kamaludin menceritakan, bahwa dirinya mengenal SAN sebagai sosok seseorang yang sopan.

SAN tinggal bersama keluarganya di kontarakan yang berada tepat di depan rumah Kamaludin. Saat pertama kali mengontrak, SAN mash duduk di bangku SD.

SAN diketahui yatim dan ia tinggal bersama empat anggota keluarga yakni ibu, kaka dan adiknya di kontrakan tersebut.

Baca juga: Pemilik Toko Online Jadi Tersangka Penipuan 116 Mahasiswa IPB yang Terjerat Pinjol

"Dia orangnya sopan. Ga pernah macam-macam. Sama tetangga juga sopan menghargain lah istilahnya. Nah, terakhir dia mengontrak di kontrakan depan rumah saya ini, yang sekarang warung," kata RT Kamal saat disambangi di kediamannya, Rabu (16/11/2022) malam dikutip dari Tribunnews Bogor.

"Ngontrak disini sudah lama sejak dia masih SD, saya juga belum jadi RT. Dia anak yatim, dia tinggal 4 anggota keluarga, ibunya, kakaknya sama adiknya. Tahun nya saya lupa tahun berapa, dia masih SD atau SMP. Pokonya dia ngga lahir disini," tambah dia.

Menurut Kamal, kehidupan SAN normal-normal saja. Namun semenjak bekerja, SAN kerap dirundung masalah bahkan sering terlihat ribut dengan keluarganya.

"Dulu masih sekolah, normal kehidupannya ngga neko-neko. Tapi akhir-akhir ini setelah dia kerja banyak masalah. Dia sering berantem sama ibunya sendiri, sama kakaknya juga, jadi memang meresahkan kalau mau disebut begitu, itu karena berisiknya itu," ungkapnya.

Baca juga: 2 Benda yang Harus Dijaga Mahasiswa agar Tidak Terjerat Pinjol

Ilustrasi penipuan, manipulasi, dan kebohonganSHUTTERSTOCK/TWINSTER PHOTO Ilustrasi penipuan, manipulasi, dan kebohongan
"Kalau lagi ribut sama ibu atau kakaknya memang sering teriak teriak kaya kesurupan. Memang karakternya begitu. Saya juga kadang kesitu nyamperin, terus adem lagi, besoknya baikan lagi mereka, sudah boncengan lagi, aneh saya juga makanya," tambahnya.

Kamal memastikan bahwa memang sejauh ini, masalah dari SAN hanya sebatas itu.

"Sejauh ini masalah dia cuma begitu gitu aja. Kalau sampe punya masalah sama tetangga atau warga lain disini mah ngga pernah," tambahnya.

Namun ia bercerita kontrakan SAN pernah didatangi pihak perusahaan tempatnya bekerja yang mengaku SAN menggelapkan uang perusahaan.

Saat itu pihak perusahaan juga menemui Kamal yang menjabat sebagai Ketua RT di periode tahun 2018. Nilai uang yang digelapkan mencapai Rp 45 juta.

"Dia kerja di marketing, ngga tau gimana ceritanya dia bilang di celuler gitu. Jualin kartu perdana gitu. Di daerah Bekasi. Nah itu kasus tuh, dia dilaporin sama tempat kerjanya," kata dia.

Baca juga: Duduk Perkara Ratusan Mahasiswa IPB Terlibat Pinjol

"Orang perusahan sempat datang ke saya, tanya tanya soal dia. Orang itu bilang dia menggelapkan uang. Dia bawa surat panggilan polisi. Kalau ga salah dari Polres Bekasi itu pemanggilan. Itu 2018an, sudah lama juga itu. Nilainya Rp 45 juta lah. Itu penjualan kartu perdana," ungkapnya.

Ia menduga kasus tersebut selesai atas bantuan pihak kelurganya yang dikenal sebagai orang berada.

"Tapi masalah itu selesai, ngga tahu ya selesainya gimana. Mungkin ada bantuan keluarga besar atau apa ya, saya kurang tau bagaimana penyelesaianya. Tapi selesai, adem setelah itu. Dia tetap ada disini (kontrakan) juga," tambahnya.

Ternyata permasalahn yang diterima SAN bukan hanya sekali. Namun Kamal memilih tak melibatkan diri.

"Banyak maslah, banyak yang dateng tapi saya ngga tanggepin karena saya kira ngga akan melibatkan saya, jadi saya anggap angin lalu lah ya. Setelah itu ada lagi dateng, masalah lagi itu, tapi saya ngga tangggepin dah kalau yang itu, bilangnya dari perusahaan juga, ngga tahu itu perusahaan mana gitu," ungkapnya.

Baca juga: Rektor IPB: Ratusan Mahasiswa Terjerat Pinjol adalah Korban Penipuan

Kasus serupa juga dialami SAN pada tahun 2022. SAN yang disapa Butet itu diketahui menggadaikan sertifikat rumah kontrakan yang ia akali agar bisa jadi syarat membeli mobiil.

"Terbaru itu, kaget juga saya, karena menurut saya itu kok anak sekecil itu sudah berani memalsukan AJB rumah kontrakan yang dia tempati. Kan saya tahu itu kontrakan siapa, ngga mungkkin dia punya AJBnya kan. Nah saya lagi pelatihan nih, istri saya telpon, pak ini ada dari leasing. Jadi katanya dia ngga pernah bayar, tapi unit monilnya ngga ada," jelasnya.

"Kejadian itu bulan Oktober. Dia pindah rumah ke Ciomas kan Maret. Akhirnya pihak leasing itu ngomong, kalau SAN itu agunkan rumah kontrakan yang diakui sebagai rumahnya. Saya lihat AJB itu meragukan," imbuhnya.

Didatangi mahasiswa

Ilustrasi investasi bodong, ilustrasi penipuan investasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi investasi bodong, ilustrasi penipuan investasi
Setelah kasus tersebut dan kepindahannya ke Ciomas, beberapa mahasiwa yang mengaku dari IPB juga berdatangan mencari SAN.

Sekitar periode bulan Agustus 2022, sejumlah mahasiswa hilir mudik mencari keberadaan dari SAN ini.

"Terus datang lah itu banyak mahasiswa IPB, mereka cuma nanyain aja rumahnya disitu atau bukan. Mereka juga tanya sehari hari kaya apa gitu. Saya jawab aja. Dia sopan orangnya, ngga pernah bikin masalah sama orang sini mah. Galak juga sama keluarganya saja," tambahnya.

Dari situlah, Kamal kembali mengetahui, bahwa SAN terlibat kasus kembali.

Mahasiswa IPB itu bercerita kepada Kamal, bahwa dirinya merasa tertipu dengan ajakan yang bermula dari kerjasama.

"Terus mereka cerita, saya tuh diajak kerjasaama, kami kan punya even dan dia itu sponsor untuk pendanaan segala macem, akhirnya saya ketipu. Uangnya ngga ada," tambahnya.

Baca juga: 311 Mahasiswa Bogor Terlibat Pinjol, Rektor IPB: 116 Mahasiswa Kami

Teranyar, sekitar dua pekan lalu, kata Kamal, seorang bapak pun kembali mencari keberadaan dari SAN.

Kepada dirinya, bapak itu mengaku bahwa anaknya tertipu oleh SAN.

"Nah dua minggu lalu ya ada bapak-bapak nanya juga kesaya gitu. Katanya anaknya ketipu. Udah bikin laporan juga. Cuman belum kuat karena kan semacam kerjasama gitu. Karema anaknya dapat untung dari investasi katanya. Pernah dapat juga," imbuhnya.

Meski begitu, diakui Kamal, SAN tidak pernah sama sekali membuat kasus dengan warga di wilayahnya ini.

Bahkan, untuk sekedar menawarkan investasi maupun pinjaman online tidak pernah dilakukan oleh SAN.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa Terjerat Pinjol, IPB Koordinasi dengan OJK

"Disini ngga apernah nawarin, ke ibu ibu atau apa gitu. Saya juga ngga tahu dia punya OL Shop, tau dari berita saya baca. Nawarin beli aja ngga pernah," tambahnya.

"Saya ngga percaya sebetulnya ada aduan dari anak mahasiswa gitu. Masa sih sampe begitu, makanya saya ngga percaya juga," tandasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor : Gloria Setyvani Putri), TribunnewsBogor.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bandung
7.562 Mahasiswa Bisa Ikut Program Jarvis Kemenperin, Ini Syaratnya

7.562 Mahasiswa Bisa Ikut Program Jarvis Kemenperin, Ini Syaratnya

Bandung
Catat, Ini 16 Lokasi Parkir di Sekitar Braga Free Vehicle

Catat, Ini 16 Lokasi Parkir di Sekitar Braga Free Vehicle

Bandung
Tertangkap, Maling Motor Ditelanjangi lalu Diarak Warga di Cirebon

Tertangkap, Maling Motor Ditelanjangi lalu Diarak Warga di Cirebon

Bandung
Oknum Brimob yang Tabrak Warga Bogor Diperiksa Propam

Oknum Brimob yang Tabrak Warga Bogor Diperiksa Propam

Bandung
Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pak RT Rasakan Ngeri Saat Datangi TKP

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pak RT Rasakan Ngeri Saat Datangi TKP

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur, Bupati, Sekda, dan Kadis Sepakat Islah

Kisruh Birokrat di Cianjur, Bupati, Sekda, dan Kadis Sepakat Islah

Bandung
Kondisi Asrama Haji di Indramayu: Berdebu, Kondisi Air Payau

Kondisi Asrama Haji di Indramayu: Berdebu, Kondisi Air Payau

Bandung
Pergeseran Tanah di Ciwidey Bandung, 4 Rumah Rusak

Pergeseran Tanah di Ciwidey Bandung, 4 Rumah Rusak

Bandung
Berangkat Sekolah, Siswi SD di Bone Tewas Terseret Arus Banjir, Terjebak di Gorong-gorong Irigasi

Berangkat Sekolah, Siswi SD di Bone Tewas Terseret Arus Banjir, Terjebak di Gorong-gorong Irigasi

Bandung
Oknum Prajurit TNI Aniaya Sopir Catering, Berakhir Damai dan Korban Minta Maaf

Oknum Prajurit TNI Aniaya Sopir Catering, Berakhir Damai dan Korban Minta Maaf

Bandung
Kasus Pembunuhan di Karawang, Pelaku Diduga Jadikan Istri Sebagai Pekerja Seks Sebelum Cerai

Kasus Pembunuhan di Karawang, Pelaku Diduga Jadikan Istri Sebagai Pekerja Seks Sebelum Cerai

Bandung
Cerita Asep 'Lampu', Relawan Tagana yang Bantu Kelistrikan di Lokasi Bencana hingga Hajatan

Cerita Asep "Lampu", Relawan Tagana yang Bantu Kelistrikan di Lokasi Bencana hingga Hajatan

Bandung
Pelaku Mutilasi di Ciamis Sempat Tawarkan Daging Korban ke Warga

Pelaku Mutilasi di Ciamis Sempat Tawarkan Daging Korban ke Warga

Bandung
Istri yang Dimutilasi Suaminya di Ciamis Dieksekusi Saat ke Pengajian

Istri yang Dimutilasi Suaminya di Ciamis Dieksekusi Saat ke Pengajian

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com