Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Terorisme Itu Kejahatan Kemanusiaan, Bukan Pejuang

Kompas.com - 07/12/2022, 18:59 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD datang ke Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, pascabom bunuh diri di lokasi tersebut, Rabu (7/3/2022) sore.

Setelah memeriksa kondisi lokasi kejadian, Mahfud langsung menjenguk sejumlah korban luka di Rumah Sakit Immanuel, Kota Bandung.

Mahfud kemudian meminta agar ada peningkatan kewaspadaan dari seluruh unsur petugas keamanan.

"Saya berharap juga kita semua waspada, waspada itu satu aparat, kita punya polisi, Densus, BNPT dan lain-lain meningkatkan kewaspadaan karena ternyata jaringan teroris itu masih ada meskipun secara kuantitatif sebenarnya sudah menurun. Sejak tahun 2018 sampai sekarang itu sudah jarang terjadinya, sekali-kali terjadi tetapi masih ada," kata Mahfud.

Baca juga: Aiptu Sofyan, Korban Bom Bunuh Diri di Bandung, Sosok Polisi Bijaksana

Mahfud meminta masyarakat lebih paham jika aparat penegak hukum melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku terorisme.

Sebab, kata dia, sikap tegas terkadang perlu dilakukan mengingat terorisme sebagai kejahatan kemanusiaan.

"Saya minta pengertian pada masyarakat kalau misalnya aparat penegak hukum menindak tegas itu supaya dimaklumi karena memang jaringan terorisnya masih ada, karena kan terkadang ada yang nyinyir, kalau kita menangkap teroris dianggap sewenang-wenang tapi kalau tidak ditangkap dibilang bodoh atau lalai," papar dia.

"Mari kerja sama saling pengertian menjaga negara ini. Kita bekerja sama karena ini negara kita bersama dan teroris itu adalah musuh kemanusiaan, bukan pejuang agama apa pun," tutur Mahfud.

Baca juga: Pelaku Bom Bandung Mantan Napi Nusakambangan, Masih Merah Saat Bebas

Mahfud juga menilai bahwa terorisme ini berkaitan dengan ideologi. Karena itu, pemerintah punya program deradikalisasi sebagai salah satu solusi.

Menurut dia, program itu penting karena sel jaringan teroris masih hidup meskipun sempat terkesan sudah seperti mati.

"Jaringannya masih hidup seperti sudah mati gitu, padahal selnya masih bergerak dan kalau sudah bergerak biasanya cepat. (Pelaku) memang mantan teroris dan sudah pernah dihukum di Nusakambangan kemudian keluar, terus bekerja lagi secara diam-diam dengan berbagai jaringannya yang sekarang kita tangani," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com