Sunan Gunung Jati bekerja sama dengan Sunan Kalijaga menggunakan tari Topeng dan enam kesenian lainnya sebagai alat penyebaran Agama Islam.
Kesenian-kesenian tersebut diciptakan sebagai karya seni yang sifatnya estetis sehingga dapat ditampilkan di lingkungan keraton.
Baca juga: Tari Topeng Cirebon: Sejarah, Makna, Properti, dan Jenisnya
Pada perkembangannya, tari Topeng memiliki bentuk dan penyajian yang spesifik dengan menampilkan jenis tarian yang berbeda sesuai dengn kedok atau topeng yang digunakan.
Tari Topeng Kelana merupakan salah satu tari Topeng di Cirebon yang dikenal dengan nama Panca Wanda (lima rupa).
Berbeda dengan tari Topeng sebelumnya yang menceritakan siklus kehidupan manusia, tari Topeng Kelana adalah janis topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah.
Tari Topeng Kelana adalah gambaran seseorang yang memiliki tabiat buruk, penuh amarah, serakah, dan tiak dapat mengendalikan hawa nafsu. Pada topeng ini ditandai dengan warna merah.
Gerakan tari Topeng Kelana menggambarkan seseorang yang sedang marah, mabuk, gandrung, tertawa terbahak-bahak dan sebagainya.
Tari Topeng Kelana sangat bertenaga, penuh semangat, dan disukai banyak penonton dibandingkan tari Topeng jenis lainnya.
Lagu pengiringnya adalah gonjing, kemudian dilanjutkan dengan Sarung Ilang.
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.