KOMPAS.com - Keberadaan Sesar Baribis kerap menjadi perbincangan karena disebut berpotensi menimbulkan gempa megathrust.
Dikutip dari pemberitaan Kompas TV (26/6/2022), Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menyampaikan bahwa jalur sesar ini memiliki potensi gempa yang cukup signifikan.
Baca juga: Sesar Cugenang, Sesar Aktif yang Jadi Zona Bahaya Gempa di Cianjur
Berdasarkan catatan BMKG, aktivitas gempa kerak dangkal akibat aktivitas Sesar Baribis dengan kekuatan kecil pun dapat memicu kerusakan.
Baca juga: 6 Sesar Aktif di Jawa Barat, Tidak Hanya Sesar Cimandiri dan Sesar Baribis
Bahkan gempa kecil dengan magnitudo 4,5 mampu menimbulkan kerusakan karena hiposenternya dangkal sehingga episenternya dekat dengan permukaan.
Baca juga: Sesar Garsela, Sesar Paling Aktif di Jawa Barat yang Disebut Bisa Memicu Gempa Merusak
Sesar Baribis adalah salah satu sesar aktif yang yang juga menjadi sesar utama di wilayah utara Jawa Barat.
Nama Baribis diambil dari nama Perbukitan Baribis di Daerah Kadipaten, Majalengka, Jawa Barat.
Sesuai namanya, Sesar Baribis membentang dari Kabupaten Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka dengan panjang sekitar 100 kilometer.
Hanya saja jalur sesar ini bukan merupakan satu kesatuan, melainkan terbagi ke dalam beberapa segmen yang panjangnya bervariasi.
Salah satu segmen sesar ini juga melintas di selatan Jakarta yang disebut dengan sebagai segmen Jakarta.
Sesar Baribis dengan segmen Jakarta berada di samping segmen yang berada di sebelah timur yang dapat disebut sebagai segmen Bekasi - Purwakarta.
Sesar Baribis juga teridentifikasi sebagai jenis sesar naik dengan slip rate 1 mm per tahun.
Sejarah mencatat bahwa Sesar Baribis di bagian timur pernah memicu gempa merusak di Jakarta pada 1780 dan di Kabupaten Majalengka pada 1990.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro, diketahui bahwa Sesar Baribis memiliki ancaman besar, khususnya bagi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Seorang Profesor geologi asal Jerman, Arthur Wichman, pernah mencatat peristiwa gempa besar yang mengguncang Jakarta pada 5 Januari 1699 dan menimbulkan kerusakan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut gempa itu diduga disebabkan oleh sesar Baribis yang melintasi Jakarta.
Hal itu disampaikan dalam sebuah diskusi berjatuk 'Gempa Bumi Megathrust M 8,7: Siapkah Jakarta?' yang diadakan akhir Februari 2018.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (FTTM ITB), Sri Widiyantoro mengatakan, Sesar Baribis masih menjadi perdebatan dan perlu dibuktikan dengan penelitian di lapangan.
Hal yang sama juga pernah diungkap pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Danny Hilman Natawidjaja pada Oktober 2017.
Dikutip dari laman lipi.go.id, Peneliti Pusat Geoteknologi LIPI itu berpendapat bahwa adanya kemungkinan Sesar Baribis melintasi kawasan Jakarta masih perlu penelitian mendalam.
Hal ini karena belum ada riset yang memuat data secara mendetail mengenai aktivitas Sesar Baribis di wilayah Jakarta.
Beberapa informasi yang perlu diketahui dari keberadaan Sesar Baribis di wilayah Jakarta meliputi lokasi, sebaran, zona sesar aktif, dan karakteristik sumber gempa bumi.
Adanya data tersebut diperlukan untuk menganalisis bahaya goncangan gempa agar risiko akibat gempa dan mitigasinya dapat diperkirakan.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/6/2022) memberikan penjelasan mengenai Sesar aktif Baribis yang membentang di selatan Jakarta.
"Ya, struktur Sesar Baribis segmen di selatan Jakarta terbukti aktif dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun," ujar Daryono .
Dijelaskan Daryono bahwa keaktifan sesar ini didukung hasil monitoring peralatan sensor seismograf BMKG, di mana terdapat aktivitas gempa yang terpantau di jalur sesar meskipun dalam magnitudo kecil (2,3 – 3,1).
Sumber:
Hamzah, A., Sadisun, I.A., Meilano, I., Brahmantyo, B., & Supartoyo. 2013. Analisis Geomorfologi Tektonik Sistem Sesar Baribis di Daerah Majalengka dan Sekitarnya. Jurnal Gunungapi dan Mitigasi Bencana Geologi.
lipi.go.id
kompas.tv
Kompas.com (Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh, Retia Kartika Dewi | Editor : Sari Hardiyanto, Rizal Setyo Nugroho)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.